Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Puluhan Jemaat Diusir Prajurit TNI AU karena Gunakan Sandal Jepit Saat ke Gereja

Kompas.com - 16/05/2022, 10:39 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Puluhan jemaat yang hendak beribadah di Gereja Kategorial di kompleks Pangkalan Utama TNI AU (Lanud) Pattimura, Ambon, diduga diusir sejumlah prajurit TNI AU yang berjaga di gerbang masuk kompleks tersebut, Minggu (15/5/2022).

Pengusiran diduga dilakukan karena para jemaat menggunakan sandal.

Baca juga: Puluhan Warga Diusir Anggota TNI AU karena Pakai Sendal Jepit ke Gereja, Ini Penjelasan Danlanud Pattimura

Salah satu jemaat gereja, Patrik Kelmaskosu mengatakan, pengusiran terjadi pukul 08.00 WIB. Sempat terjadi adu mulut antara jemaat dan anggota TNI.

Baca juga: Duduk Perkara 40 Petani di Mukomuko, Bengkulu, Ditangkap dan Dijadikan Tersangka oleh Polisi

Para jemaat mempertanyakan alasan pengusiran. Warga datang hendak beribadah, bukan mendatangi kantor TNI AU.

“Jadi tadi itu ada beberapa jemaat yang ke gereja. Mereka gunakan sepatu, tapi ada kelihatan jarinya lalu dilarang, tidak boleh, dan disuruh pulang,” kata Patrik kepada Kompas.com via telepon, Minggu (15/5/2022).

“Itu yang bikin jemaat marah. Ini kan kita mau pergi ibadah, bukan mau pergi ke mereka (Lanud) punya kantor. Kalau mau (pergi) ke mereka punya kantor, oke lah aturannya seperti itu. Tapi ini kan kita mau pergi ibadah,” ungkapnya.

Warga baru diizinkan beribadah di gereja tersebut setelah terjadi adu mulut selama beberapa jam dengan petugas.

Bukan dilarang beribadah

Terkait insiden itu, Komandan Lanud Pattimura, Kolonel Pnb Andreas Dhewo menjelaskan, pihak Lanud tidak pernah melarang warga untuk beribadah di gereja yang berlokasi di area Lanud Pattimura.

Dia juga membantah anggotanya memeriksa jemaat gereja yang menggunakan sandal jepit.

“Tadi ada simpang siur di media sosial. Saya sendiri seorang kristiani tidak mungkin melarang saudara kristiani beribadah. Kemudian tidak ada sweeping di dalam gereja, semuanya normal-normal saja,” ungkapnya, saat memberikan keterangan pers di Lanud Pattimura, Minggu (15/5/2022) sore.

Namun, Andreas mengakui dalam tiga bulan terakhir, pihak Lanud Pattimura sedang menerapkan aturan bagi setiap warga yang memasuki kawasan tersebut.

Aturannya adalah setiap warga yang hendak memasuki Lanud Pattimura harus berpakaian rapi dan tidak boleh memakai celana pendek dan sandal jepit.

“Beberapa bulan terakhir kita mencoba menegakkan aturan bagaimana seseorang memasuki institusi negara, institusi militer yaitu aturannya wajib berpakaian yang sopan dan rapi, dalam hal ini tidak menggunakan sandal jepit dan tidak bercelana pendek,” ungkapnya.

Dia mengakui ada sejumlah warga yang menggunakan sandal jepit saat hendak ke gereja dan petugas menyampaikan aturan tersebut kepada mereka.

“Khususnya tadi ada beberapa warga yang juga merasa kaget karena saat ke gereja ada yang menggunakan sandal jepit,” ujarnya.

Terkait insiden itu, pihak Lanud Pattimura akan lebih gencar menyosialisasikan aturan tersebut.

Pihak Lanud Pattimura juga akan lebih intens membangun komunikasi dengan jemaat gereja tersebut.

(Penulis Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com