LAMPUNG, KOMPAS.com - Balik mudik rasanya tak afdol jika tidak membawa buah tangan.
Termasuk Hermiyati (40), yang rela membawa kardus isi pisang hingga kerupuk kemplang untuk tetangganya.
Ia bersama suami dan seorang putrinya hendak balik ke wilayah Cengkareng, Jakarta setelah satu minggu berlebaran di rumah orangtuanya di Simpang Gayam, Lampung Selatan.
Pagi itu, sepeda motor matic yang dikendarai sang suami penuh dengan barang bawaan.
Baca juga: Kapolda Lampung: Arus Balik Pemudik dari Sumatera Diprediksi Lebih dari 200.000 Kendaraan
Hermiyati menepuk pundak suaminya begitu masuk jalur sepeda motor di area Pelabuhan Bakauheni, Jumat (6/5/2022) pagi.
"Pak, Pak, berhenti dulu, dia orang ketinggalan," seru Hermiyati sambil menelepon rombongan yang tertinggal.
Di bagian belakang pembonceng, bertumpuk dua tas berisi pakaian dan beberapa pack kerupuk kemplang khas Lampung. Sedangkan di bagian bagasi depan, bertumpuk dua kardus.
"(Kardus) ini isinya pisang kepok," kata Hermiyati.
Bawaan oleh-oleh sengaja dipersiapkan Hermiyati untuk nanti dibagikan ke tetangga rumah.
Meski buah tangan adalah makanan dan buah biasa yang bisa ditemui di Jakarta, Hermiyati menuturkan bukan dari harga atau barangnya yang dia lihat.
"Biasalah, kalau abis mudik kan bawa oleh-oleh dibagiin ke tetangga, tradisi mudik ini intinya," kata Hermiyati.
Baca juga: Antisipasi Kepadatan Arus Balik Mudik di Makassar, Polisi Akan Terapkan Ganjil Genap Kendaraan
Selain itu, rasa pisang kepok dan kerupuk kemplang di Jakarta, menurutnya tidak seenak yang dia bawa dari Lampung.
"Pisang ini ngambil dari kebun keluarga, kalau kerupuk ini buatan tetangga di sini, jualannya dia (tetangga)," kata Hermiyati.
Pun begitu dengan Budiyanto (25), pemudik yang hendak balik ke Bekasi. Budi membawa dua karung beras hasil sawah orangtuanya di Pringsewu.
Meski awalnya Budi enggan karena merepotkan, akhirnya dia dengan sukarela membawa dua karung beras tersebut.
"Kalau saya sih jarang masak, Mas. Tapi ya lumayan bisa bagi tetangga kontrakan di Bekasi, sekalian stok juga kalau saya nggak punya uang," kata Budi dengan tawa berderai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.