Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Masjid Agung Banten, Ciri-ciri, Makam, dan Peninggalan

Kompas.com - 05/05/2022, 17:27 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Masjid Agung Banten terletak Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, di Kota Serang, Provinsi Banten.

Masjid Agung Banten merupakan bukti peninggalan Kerajaan Banten sebagai kerajaan Islam di Nusantara.

Masjid Agung Banten merupakan salah satu masjid tertua di Nusantara dan merupakan cagar budaya.

Bangunan masjid yang telah berusia lebih dari 4 abada ini masih kokoh hingga saat ini.

Masjid banyak dikunjungi jamaah, wisatawan religi, serta peziarah.

Sejarah Masjid Agung Banten

Awal mulanya, Kerajaan Banten berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Kemudian, Banten melepaskan diri dari Kerajaan Demak.

Masjid Agung Banten dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hassanuddin (1552-1570), putra pertama Sunan Gunung Djati.

Baca juga: Masjid Agung Banten: Sejarah, Arsitektur, dan Akulturasi Budaya

Kemudian pembangunan masjid dilanjutkan oleh puteranya, yaitu Sultan Maulana Yusuf, yang menjadi raja kedua Kerajaan Banten.

Pada masa ini, Masjid Agung Banten dibangun dengan gaya Jawa.

Pada masa pemerintahan raja ketiga, Sultan Maulana Muhammad (1580-1596) bangunan ditambahkan sebuah pawestren (ruang untuk shalat wanita).

Masyarakat berziarah ke makam sultan dan ulama Banten di kompleks Masjid Agung Banten sebelum Ramadhan.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Masyarakat berziarah ke makam sultan dan ulama Banten di kompleks Masjid Agung Banten sebelum Ramadhan.

Pada tahun 1632, seorang arsitek Cina bernama Cek Ban Cut (Tjek Ban Tjut) menambahkan menara setinggi 24 meter di kompleks masjid.

Pada periode yang sama, tiyamah (paviliun) bergaya Eropa yang dirancang oleh Lucaaasz Cardeel, orang Belanda yang masuk Islam dibangun di kompleks masjid.

Arsitektur Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten memiliki keunikan bangunan dengan alkuturasi 3 budaya, yaitu Arab, Cina, dan Eropa.

Letak Masjid Agung Banten juga berdekatan dengan Vihara Avalokitesvara dan kerajaan Kaibon.

Baca juga: Masjid Agung Banten dan Tradisi Ziarah Makam Sultan Jelang Ramadhan

Ciri khusus Masjid Agung Banten memiliki menara yang terlihat seperti mercusuar dengan bagian atapnya (bertumpuk lima) seperti Pagoda Cina.

Pada sisi kanan dan kiri terdapat serambi yang merupakan kompleks pemakaman Sultan Banten.

Bangunan masjid ditopang dengan 24 tiang. Dinding bagian timur memisahkan ruang utama dengan serambi timur yang memiliki atap limas.

Pada dinding ini terdapat empat buah pintu dengan posisi rendah, supaya setiap orang yang masuk harus merunduk.

Makam Kerajaan Banten

Keterangan terkait makam sultan di Masjid Agung Banten.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Keterangan terkait makam sultan di Masjid Agung Banten.

Di masjid ini juga terdapat pemakaman sultan dan keluarga yang terletak di serambi masjid.

Di bagian serambi kiri, tepatnya utara masjid, terdapat makam Maulana Hasanuddin dan istri, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nahr Abdul Qohhar.

Sedangkan di serambi kanan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainal dan lain-lain.

Baca juga: Masjid Agung Banten, Materi Belajar dari Rumah TVRI 27 April SMP

Dengan adanya makam-makam sultan ini, masjid semakin banyak dikunjungi masyarakat. 

Kerajaan Banten menempatkan Islam sebagai landasan kehidupan politik kerajaan. Namun begitu, tidak menutup kemungkinan agama lain menjalankan ibadah di sana. Buktinya, ada kelentenng yang merupakan pusat peribadatan masyarakat Cina pada masa itu. (Editor: Nibras Nada Nailufar)

Sumber:

Kompas.com
duniamasjid.islamic-center.or.id
"Banguan Masjid Agung Banten Sebagai Studi Sosia dan Budaya" oleh Hanifa Rizky Indriastuty,
Aulia Rachman Efendi, dan Alwi Ibnu Saipudin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com