Situs Megalitik Tutari merupakan wisata sejarah tentang masa lalu kehidupan masyarakat yang ada di Danau Sentani, khususnya di Kampung Doyo Lama.
Tutari sendiri dalam bahasa Sentani terbagi menjadi dua bagian, tu berarti matahari dan tari berarti lingkaran. Secara harafiah Tutari berarti matahari yang berada di tengah-tengah lingkaran.
Situs bersejarah ini merupakan lokasi binaan yang selama ini menjadi pusat perhatian oleh Balai Arkeologi Papua dan Dinas Kebudayaan Provinsi Papua.
Di Situs Tutari, tersimpan sejumlah benda-benda prasejarah.
Ada sekitar enam sektor lokasi prasejarah yang ada di Situs Tutari, mulai dari ukiran yang terdapat di berbatuan besar.
Ukiran ini berbentuk ikan, kadal, ular, gelang, kapak batu hingga batu tegak atau menhir di bagian terakhir.
Penelitian Balai Arkeologi Papua membaginya menjadi enam sektor. Sektor pertama terdapat gambar seperti ikan, kadal, dan sao-soa di berbatuan besar; sektor kedua, merupakan tempatprasejarah yang digunakan pada masa lalu untuk mencukur rambut.
Sektor ketiga terdapat gambar ikan, ular dan soa-soa di berbatuan besar; sektor empat terdapat batu kepala raja yang menyerupai manusia; sektor lima terdapat jalan arwah yang menghubungkan antara orang hidup dan orang yang sudah meninggal; dan sektor enam terdapat batu menhir atau batu tegak.
Ricky mengatakan, Situs Tutari merupakan lokasi wisata yang menyimpan berbagai prasejarah, terutama kehidupan masyarakat di wilayah Danau Sentani pada masa lalu.
“Di Situs Tutari juga tak kala indah dan menarik, sebab memiliki lokasi wisata yang indah, lantaran bisa melihat langsung Danau Sentani dan Gunung Cyclop,” ujarnya.
Baca juga: Polda Papua: Anggota KKB Ali Kogoya yang Tewas Ditembak Sedang Mengamati Pos Keamanan
Jika sebelumnya wisata di Doyo Lama hanya dikenal dengan Bukit Tungkuwiri dan Situs Megalitik Tutari, maka kini bertambah satu spot wisata lagi, yaitu tanjung cinta.
Ricky mengatakan, wisata tanjung cinta tidak jauh dari lokasi perkampungan dan dua destinasi wisata lainnya. Tanjung cinta selama ini digunakan sebagai lokasi bertemunya muda-mudi untuk berpacaran dan berbagi kasih sayang.
“Tanjung cinta tidak berbentuk love, tetapi sering dan setiap hari muda-mudi berpacaran, sehingga kami menyebut lokasi ini sebagai tanjung cinta,” katanya.
Baca juga: Satgas Cartenz Tembak Mati Anggota KKB Ali Kogoya di Ilaga Papua