Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Palu, Daerah di Sulawesi Tengah yang Porak Poranda Diguncang Gempa M 7,4 dan Likuifaksi

Kompas.com - 11/03/2022, 18:54 WIB
Dini Daniswari

Editor

Peninggalan Portugis di Tanah Kaili adalah berupa bentuk dan model pakaian. Sampai sekarang, model dan bentuk pakaian masyarakat Kaili yang berdomisili di wilayah bekas Kerajaan Kulawi (80 km dari Kota Palu) memiliki persamaan dengan pakaian Portugis.

Selain itu masyarakat Kaili mendapat kunjungan dari bangsa Melayu Tua dan menetap di pedalaman. Mereka melakukan perkawinan dengan penduduk setempat.

Sampai sekarang, keturunannya memiliki kulit bersih dan memiliki selera makan berbeda dengan penduduk asli.

Masa penjajahan

Pada masa penjajahan, Belanda pertama kali datang ke Palu pada masa Raja Maili (Mangge Risa).

Dalam perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh Belanda dan jenazahnya di bawa ke Palu. Rajai Maili digantikan oleh Raja Jodjokodi. Pada 1 Mei 1888, Raja Jodjokodi menandatangi perjanjian pendek dengan Pemerintah Hindia Belanda.

Selain itu, Pemerintah Hindia Belanda juga mengadakan perjanjian dengan raj-raja lain.

Baca juga: Orkestra OCAS Spanyol Pukau Masyarakat Kota Palu

Pada akhirnya, pada 1863 sampai 1908, kerajaan-kerajaan di Tanah Kaili telah dikuasi Belanda dengan cara perjanjian, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Belanda melaksanakan misi perdagangan yang bersifat monopoli serta politik yang bersifat mengadu domba. Raja-raja di Tanah Kaili memiliki kekuasaan terbatas dalam mengurus rumah tangganya sendiri.

Setelah kerajaan dikuasai Hindia Belanda dibuat perjanjian Lange Kontrak yang kemudian berubah menjadi Korte Verklaring. Sampai wilayah Palu menjadi daerah administratif pada 25 Februari 1940.

Kota Palu termasuk Afdeling (setingkat kabupaten) Donggala yang kemudian terbagi menjadi lebih kecil menjadi Onder Afdeling (setingkat kawedanan) Palu dengan ibu kotanya Palu. Wilayah ini meliputi Landschap Palu yang mencakup distrik Palu Timur, Palu Tengah, dan Palu Barat.

Masa pergerakan

Masa pergerakan nasional di Palu ditandai dengan berdirinya organisasi Serikat Islam (SI). Organisasi ini berdiri pada tahun 1917 di bawah kepemimpinan Yoto Dg Pawindu DS yang mendapat sambutan dari masyarakat.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Likuifaksi?

Balanda menganggap SI sebagai ancaman, maka mereka mendirikan organisasi tandingan dengan menghasut Raja Palu, Parampasi. Raja Palu membentuk Persatuan Raja Palu dan aparatnya.

Namun, pengaruh SI semakin meluas hingga kerajaan Dolo dan mendapatkan dukungan dari Raja Dolo Datu Pamusu.

Masa Pendudukan Jepang

Pada masa pendudukan Jepang di Kota Donggala dan Palu, peranan raja-raja hanya sekedar pembantu pemerintah Jepang. Para raja diperalat untuk mengerahkan tenaga rakyat untuk bekerja demi penyediaan perbekalan perang.

Masa Republik Indonesia

Setelah kemerdekaan, pertumbuhan Kota Palu semakin meningkat. Dimana, masyarakat berhasrat untuk lebih maju dari masa penjajahan dengan tekad membangun daerahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com