Setelah itu, Mangkubumi juga mengangkat penguasa-penguasa untuk wilayah-wilayah tersebut.
Blora saat itu diserahkan kepada Tumenggung Wilatikta dan tercatat sebagai Bupati Blora pertama.
Pemberontakan Mangkubumi ini berakhir dengan Perjanjian Giyanti yang memecah Mataram Islam menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Dalam perjanjian itu, wilayah Blora masuk dalam kekuasaan Kasunanan Surakarta.
Kabupaten Blora memiliki beberapa julukan, seperti Kota Sate, Kota Barongan, Kota Sampin, hingga Kota Kayu Jati.
Julukan Kabupaten Blora Kota Sate karena wilayah ini memiliki olahan sate dengan bumbu khas Blora.
Selain bumbunya yang khas, Sate Blora juga disajikan dengan cara yang berbeda dari sate lain.
Sate Blora disajikan dengan nasi yang diberi kuah por berwarna kuning dengn ditaburi bawang goreng.
Selain itu, nasi kuah opor ini diletakkan di pincuk atau wadah dari daun jati yang khas.
Keunikan Sate Blora juga bisa ditemukan saat makan di tempat atau di warung satenya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.