Pengunjung tidak harus beli secara kelipatan, namun bisa beli secara eceran.
Sehingga, pengunjung yang makan Sate Blora di tempat diimbau untuk tidak membuang tusuknya karena akan menjadi bukti berapa sate yang dimakan.
Selain Kota Sate, Blora juga dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati sehigga dijuluki Kota Kayu Jati.
Hampir separuh wilayah Kabupaten Blora merupakan hutan jati.
Kondisi itu membuat Blora menjadi penghasil kerajinan yang berasal dari kayu maupun akar jati.
Akar jati ini dimanfaatkan oleh perajin lokal menjadi berbagai kerajinan bernilai seni tinggi yang khas.
Salah satu sentra kerajinan akar jati ada di Desa Tempellemahbang, Kecamatan Jepon, Blora.
Rata-rata produksi setiap perajin di sentra tersebut mencapai 80 produk setiap bulannya.
Wilayah Kabupaten Blora juga diduga menjadi lingkungan purba dengan adanya benda-benda purbakala yang ditemukan.
Salah satu lingkungan purba di Blora ada di Desa Kapuan dan sekitarnya yang ada di Kecamatan Cepu.
Benda-benda yang ditemukan berupa fosil seperti paus purba dan banteng purba.
Wilayah di Kabupaten Blora juga dikenal sebagai kota minyak di Indonesia, tepatnya di Cepu.
Cepu merupakan sebuah kecamatan di Blora yang sejak masa Belanda sudah dikenal memiliki cadangan minyak bumi yang besar.
Pada masa kolonial Belanda dulu, Cepu merupakan kota penting karena kandungan minyak dan juga ribuan hektar hutan jati yang dimilikinya.
Wilayah ini sekarang dikenal dengan nama Blok Cepu, yaitu kontrak minyak dan gas bumi.
Blok Cepu mencakup Kabupaten Blora di Jawa Tengah dan Kabupaten Bojonegoro serta Tuban di Jawa Timur.
Ladang minyak Cepu saat ini juga difungsikan sebagai wahana pendidikan bidang perminyakan yaitu Akademi Migas di Cepu.
Sumber:
Kompas.com
Blorakab.go.id