BENGKAYANG, KOMPAS.com - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) Wardi Sidanggek mengatakan, dampak paling nyata dari aktivitas tambang illegal di Intake Riam Madi tersebut adalah air baku sering menjadi keruh.
Pasalnya, lokasi tambang berada di atas bukit dengan luas hampir 1 hektar.
"Jika hujan, air tanah yang turun dari bukit itu, tentu saja langsung mengalir ke sungai," kata Wardi saat dihubungi, Senin (28/2/2022).
Baca juga: Warga Desa Ini Ungkap Pertanda Erupsi Gunung Semeru, Salah Satunya Aliran Air Jadi Keruh
Wardi khawatir, dalam air tanah itu, juga terdapat limbah merkuri yang digunakan penambang untuk menguraikan emas, dan mencemari air.
“Kalau sudah seperti itu (keruh), pastinya kita menyetop air kepada masyarakat, sampai airnya kembali jernih,” kata Wardi.
Wardi berharap masyarakat di sekitar, bersama-sama pemerintah daerah menjaga agar tidak ada lagi aktivitas penambangan emas tanpa izin.
"Kita harus menjaga Intake Riam Madi ini, karena ada lebih 35.000 jiwa pelanggan bergantung kepada air tersebut," ucap Wardi.
Baca juga: Rusak Irigasi, Warga Minta Bupati Manggarai Barat Cabut Izin Tambang di Sungai Wae Mese
Sebelumnya diberitakan, sumber air bersih PDAM Tirta Bengkayang di Intake Riam Madi, Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), tercemar limbah aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI).
Akibatnya, sedikitnya 35.000 pelanggan terancam terdampak merkuri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.