SEMARANG, KOMPAS.com - Setiap orang memiliki cara yang unik dalam menghargai karya seni.
Begitu pula Bruri Prasetya, pecinta musik yang gemar mengoleksi compact disc (CD), kaset pita dan vinyl di sebuah perkampungan Jalan Pamularsih, Kota Semarang.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sekitar tahun 1990-an, pria berkacamata itu mulai mengumpulkan kaset pita dari band dan penyanyi favoritnya.
Berangkat dari hobinya tersebut, Bruri akhirnya memutuskan untuk mendirikan toko kaset dan sejenisnya.
Baca juga: Bulan Maret Hujan Es Berpotensi Terjadi di Kota Semarang, Ini Penjelasannya
Toko kaset itu bernama “Come Store”. Sejak tahun 2017, bangunan sederhana yang dulunya studio musik itu diubah menjadi toko yang dihiasi kurang lebih 5.000 kaset di sepanjang dinding.
Uniknya, di tengah perkembangan digitalisasi ini, toko kaset milik Bruri masih bertahan.
“Tahun 2016 sudah mulai berjualan, tapi untuk store-nya baru ada di tahun 2017. Toko ini memang belum lama berdiri, namun untuk menemukan jawaban mengapa toko ini harus didirikan dan dipertahankan, melalui proses yang cukup panjang,” tutur Bruri, Kamis (24/2/2022).
Bruri banyak bercerita tentang betapa dirinya mencintai musik dan bagaimana bisa bertahan hidup dengan itu.
Dia mengatakan, di zaman sekarang ini ada banyak peluang dan jalan untuk mendapat rezeki. Tergantung bagaimana manusianya merespons dan bertindak.
“Kami punya kompetensi di mana sih? Kebetulan saya di musik. Sebenarnya ada banyak cara untuk menghargai musik, kita bisa jadi pelaku dan lain sebagainya. Namun, lagi-lagi kita lihat peluang di diri kita. Karena saya suka dengar musik dan mengoleksi rilisan fisik, oh, berarti ini bisa jadi jalan,” ujar Bruri.
Bruri menyatakan, dirinya gemar mendengarkan musik dari genre apapun.
Tidak hanya lagu lawas, dangdut, dan pop saja, namun musik rock pun sering diputar di tape miliknya.
Alunan musik tersebut, tambah Bruri, mempunyai arti dan menjadi hal yang memorable bagi penikmatnya.
Menurut dia, menghargai karya seni sama halnya dengan melaksanakan kewajiban besar.
Terlebih dalam dunia musik, sebuah produksi musik dapat mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Dilihat dari proses rekaman, pembuatan movie video, belum lagi jika ada tur ke beberapa kota.
Maka dari itu, industri musik harus diapresiasi dengan cara yang sebaik mungkin.
“Karya itu mahal harganya, jika kita mengaku ngefans berat dengan sebuah band atau seorang penyanyi, apa perjuangan kita untuk menghargainya? Memang hobi orang tidak bisa disamaratakan, tapi dengan membeli dan mendengarkan lagunya lewat rilisan fisik, saya jadi senang,” kata Bruri.