Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kabupaten Brebes, Daerah Pantura Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat

Kompas.com - 19/02/2022, 20:07 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Kabupaten Brebes terletak di bagian utara paling barat Provinsi Jawa Tengah.

Ibu kota Kebupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga dapat dikatakan kedua kota ini "menyatu"

Kabupaten Brebes memiliki luas 1663,39 km2. Luas wilayah tersebut dengan jarak terjauh utara-selatan 87 km, barat-timur 50 km, dan memiliki garis pantai sepanjang 65,48 km dengan batas wilayah laut 12 mil laut.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Brebes berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat. Adapun, batasan-batasan Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Laut Jawa

Sebelah timur : Kabupaten Tegal dan Kota Tegal

Sebelah selatan : Wilayah Banyumas

Sebelah barat : Wilayah Cirebon (Jawa Barat)

Mayoritas penduduk Brebes menggunakan bahasa Jawa yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yang biasa disebut sebagai Bahasa Jawa Brebes.

Baca juga: Vaksinasi Baru Jalan 0,13 Persen, Kabupaten Brebes Diminta Kejar Target

Di sisi lain, ada sebagian penduduk yang bertutur dengan bahasa Sunda dan banyak tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pada masa lalu wilayah ini merupakan bagian dari Sunda.

Wilayah-wilayah yang menggunakan bahasa Sunda meliputi Kecamatan Salem, Banjarharjo, Banjarkawung, dan sebagian beberapa desa di Kecamatan Losari, Tanjung Kersana, Ketanggungan, dan Larangan.

Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik yang saat ini disimpan di Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris, sejak tahun 1627, batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali (sekarang disebut sebagai Kali Brebes atau Kali Pamali yang melintasi pusat Kota Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.

Naskah kuno primer Bujangga Manik merupakan naskah yang menceritakan tentang perjalanan Prabu Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke 16.

Sebagian orang memberikan julukan Brebes sebagai Kota Telur Asin, karena dikenal sebagai penghasil telur asin terbesar di Indonesia.

Sejarah Kabupaten Brebes

Ada beberapa pendapat tentang asal-usul mengenai nama Brebes yang diantaranya berasal dari kata "Bara" dan "Basah".

Kata "Bara" berarti hamparan tanah luas dan basah yang berarti banyak mengandung air. Kondisi lingkungan ini cocok dengan keadaan daerah "Brebes" yang merupakan dataran luas yang berair.

Baca juga: Gempa Guncang Kabupaten Brebes

Kata "bara" yang diucapkan "bere" sedangkan "basah" diucapkan "besah" makan sebagai kemudahan pengucapan muncul "Brebes"

Dalam bahasa Jawa perkataan Brebes atau mrebes berarti tansah metu bayune atau selalu keluar air.

Nama Brebes telah muncul sejak zaman Mataram. Kota ini berderet dengan kota-kota di tepi pantai yang lain, seperti Pekalongan, Pemalang, dan Tegal. Pada saat itu, Brebes merupakan bagian wilayah Kabupaten Tegal.

Brebes menjadi bagian Tegal pada saat Mataram berada di bawah pemerintahan Raja Amangkurat II. Sebelum menjadi raja, Amangkurat II bernama Mas Rahmat yang tidak lain merupakan putra dari Amangkurat I.

Pengusaha telur asin di Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/8), mulai menambah produksi untuk mengantisipasi tingginya permintaan jelang Lebaran. Pada hari biasa, pengusaha bisa menjual 4.000-5.000 butir per hari, sementara selama libur Lebaran akan meningkat lima kali lipat. Selain memasok pasar lokal, mereka juga memasok kebutuhan warga di Jakarta. IWAN SETIYAWAN Pengusaha telur asin di Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/8), mulai menambah produksi untuk mengantisipasi tingginya permintaan jelang Lebaran. Pada hari biasa, pengusaha bisa menjual 4.000-5.000 butir per hari, sementara selama libur Lebaran akan meningkat lima kali lipat. Selain memasok pasar lokal, mereka juga memasok kebutuhan warga di Jakarta.

Amangkurat I dikenal sebagai raja yang banyak melakukan pemberontakan karena tabiat buruknya. Ia meninggal di Banyumas pada 1677 saat menuju pelariannya bersama putranya, Mas Rahmat, usai melakukan pemberontakan dengan Raden Trunajaya.

Amangkurat I berwasiat agar dimakamkan di dekat gurunya di Tegalarum, Tegal. Adipati Tegal Arya Martalaya menerima dengan baik keberadaan Mas Rahmat. Kemudian, Mas Rahmat diangkat menjadi Raja Mataram dengan gelar Amangkurat II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com