Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Sopir Pribadi Istri Bupati TTU akan Segera Diotopsi

Kompas.com - 17/02/2022, 20:38 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU) akan mengotopsi jenazah Petrus Berek alias Ipang, sopir pribadi istri Bupati TTU, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Informasi itu disampaikan Kapolres TTU AKBP Mohamad Mukson saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (17/2/2022).

Otopsi itu untuk mengetahui penyebab kematian Ipang yang disebut janggal oleh pihak keluarga.

Mukson yang belum genap sebulan bertugas sebagai Kapolres TTU mengaku sudah meminta penjelasan dari Kasat Reskrim Polres TTU terkait duduk perkara kasus itu.

Sementara untuk proses otopsi, pihaknya masih menunggu anggaran.

"Masih menunggu anggaran. Kalau sudah ada langsung dilakukan otopsi," kata Mukson.

Baca juga: Ungkap Kejanggalan Kematian Sopir Pribadi Istri Bupati TTU, Keluarga Minta Korban Diotopsi

Dia pun meminta waktu untuk menyelesaikan kasus yang menyita perhatian publik TTU itu.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Rishian Krisna mengatakan, polisi telah memeriksa enam saksi terkait kasus itu.

"Selain kita periksa enam orang saksi, kita juga masih mendalami alat bukti," ujar Krisna.

Selain itu, lanjut Krisna, pihaknya sedang mempersiapkan gelar perkara kasus. Krisna belum menyampaikan secara detail identitas dari enam saksi yang diperiksa.

Kapolda NTT Irjen Pol Setyo Budiyanto mengaku memberi perhatian khusus pada kasus itu.

"Untuk kasus di TTU itu menjadi salah satu atensi Polda NTT. Hanya saya akan minta secara detail paparan dari Kasat Reskrimnya posisi kasusnya seperti apa," ujar Setyo.

Baca juga: Kasus Kematian Sopir Pribadi Istri Bupati TTU, Polisi Periksa 6 Saksi

Setyo menyebut, informasi awal menyebutkan bahwa Ipang meninggal karena digigit ular. Namun, pihaknya akan meminta penjelasan secara medis terkait penyebab meninggalnya Ipang.

"Tetapi soal kondisi itu, medis lah yang akan menentukan," kata dia.

Terkait permohonan otopsi jenazah, Setyo mengatakan permintaan itu menjadi pertimbangan polisi.

"Yang pasti kasus itu, kami akan tindaklanjuti," kata Setyo.

Kuasa Hukum Keluarga Ipang, Robert Salu mengatakan, kasus itu janggal sehingga perlu dilakukan otopsi terhadap jenazah.

Sejumlah kejanggalan itu seperti luka di kepala bagian belakang dan lubang anus yang melebar.

"Pakaian korban yang tidak ditemukan hingga saat ini. Tentu menjadi pertanyaan mendasar adalah di mana pakaian korban, karena hingga hari ini pihak keluarga tidak mengetahui keberadaan pakaian milik korban," ungkap Robert.

Baca juga: Terlibat Korupsi Pembangunan Puskesmas, Kepala Dinkes TTU dan Kontraktor Ditahan

Robert menilai, penyidik Polres TTU perlu menelusuri hal itu. Sehingga, penyebab kematian Ipang bisa diungkap.

Dia pun berharap penyidik bisa segera berkoordinasi dengan pihak forensik agar otopsi bisa dilakukan secepatnya.

"Agar secepatnya dilakukan otopsi, agar menjadi terang. Sebab kematian Ipang karena hanya melalui pemeriksaan forensik yang dapat mengetahui secara pasti sebab matinya Ipang bukan berdasarkan diagnosa dokter pada RSUD Kefamenanu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Regional
Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Regional
Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Regional
Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Regional
Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Regional
Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Regional
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

Regional
BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Regional
Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Cerita Chef Restoran Kampung Melayu, Deg-degan Pertama Kali Memasak untuk Presiden

Regional
Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Buruh Pelabuhan di Banjarmasin Ditemukan Tewas Membusuk, Ketahuan Saat Rekannya Mau Bayar Utang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com