Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Nama Sumatera, Pulau dengan 10 Provinsi yang Jadi Tujuan Para Pedagang Asing

Kompas.com - 15/02/2022, 17:09 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia. Pulau ini terletak di bagian barat gugusan pulau di Indonesia.

Pulau Sumatera terdiri dari sepuluh provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung.

Pulau Sumatera memiliki luas 473.481 km2. Pulau Sumatera merupakan pulau terbesar keenam di dunia.

Pulau Sumatera berbatasan dengan sejumlah wilayah:

  • Di sebelah utara : Teluk Benggala
  • Di sebelah selatan : Selat Sunda
  • Di sebelah barat : Samudera Hindia
  • Di sebelah timur : Selat Malaka dan Selat Karimata

Sejarah Pulau Sematera

Pulau Sumatera dikenal dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, yang artinya pulau emas).

Baca juga: Suku-Suku yang Berada di Sumatera Utara

Awalnya, penduduk Pulau Sumatera tidak mengenal nama Sumatera. Penamaan kepulauan ini dibubuhkan oleh para penjajah asing.

Mereka mengenal pulau sengan sebutan Pulau Percha (Pritcho dalam dialek Melayu) dan dalam karya sastra Melayu disebut Indalas yang merujuk pada pulau-pulau sekitar semenanjung Malaya.

Seorang orientalis Inggris pada abad ke-19 yang pernah singgah ke Bencoolen (Bengkulu) William Marsden berpendapat bahwa 'Indalas' sangat mirip dengan nama 'Andalusia'. Suatu wilayah kekuasaan Arab di Spanyol pada masa jayanya.

Sementara kata Percha berasal dari bahasa melayu yang berarti potongan atau robekan. Marsden memandang Percha sebagai satu yang ganjil kerena mengingatkan pada robekan layar kapal.

Namun kata tersebut terbilang masuk akal, jika mengacu pada patahan pada daratan di sisi timur. Dimana, tempat tersebut sesuai dengan percha, yaitu pulau yang terpotong-potong.

Pendeta I-tsing (634-713) dari Cina yang menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) selama bertahun-tahun pada abad ke 7, menyebut Pulau Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti 'negeri emas'.

Baca juga: 5 Masjid Raya di Pulau Sumatera, Ada yang Berusia Ratusan Tahun

Istilah Suwarnadwipa dan Suwarnabhumi telah disebutkan dalam berbagai prasasti. Sumatera disebut Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta berarti pulau emas) atau Suwarnabhumi (bahasa Sanskerta berarti tanah emas),

Istilah-istilah tersebut tersebut digunakan dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Dalam naskah Buddha yang paling tua diceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi.

Sementara para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama Serendib (secara tepatnya Suwarandib). Kata tersebut merupakan penyalinan dari Suwarnadwipa.

Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya pada 1030, ia mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Di sisi lain, ada pula yang menterjemahkan Serendib dengan Srilangka dan tidak pernah disebut Suwarnadwipa.

Lanskap pusat Kota Padang, Sumatera Barat.wikipedia.org Lanskap pusat Kota Padang, Sumatera Barat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Gibran Sebut Prabowo Rangkul Tokoh di Luar Koalisi Pilpres 2024

Regional
Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Sosok Supriyanto Pembunuh Kekasih di Wonogiri, Residivis Kasus Pembunuhan dan KDRT

Regional
Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Dorong Pemberdayaan Keluarga, Pj Ketua TP-PKK Sumsel Lantik Ketua Pembina Posyandu Kabupaten dan Kota Se-Sumsel

Kilas Daerah
Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Di Hadapan Mendagri Tito, Pj Agus Fatoni Sebut Capaian Ekonomi di Sumsel Sudah Baik

Regional
Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Bea Cukai Yogyakarta Berikan Izin Tambah Lokasi Usaha ke Produsen Tembakau Iris

Regional
Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Blusukan ke Rusun Muara Baru, Gibran: Salah Satu Tempat yang Paling Padat

Regional
Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Pura-pura Servis Jam, Pasutri di Semarang Sikat HP Samsung S23 Ultra

Regional
4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

4 Kapal Ikan di Cilacap Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Regional
3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

3.617 Wajib Pajak Magelang Gratis PBB, Berikut Syaratnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com