Meski begitu, perjalanan Denni dan rekannya tak jalan mulus. Produk pertama mobil PCR mereka sempat gagal saat diuji oleh organisasi profesi kesehatan.
"Tapi kami dapat banyak masukan, meski gagal ya. Kami pulang perbaiki lagi," kata Denni.
Berbekal masukan tersebut, Denni dan rekannya mulai memperbaiki lagi dengan standarisasi ketat.
Berjalan waktu, akhirnya kendaraan PCR dinyatakan memenuhi standar dan dapat digunakan secara luas.
Ketika itu, Pemprov Kaltim melalui Dinas Kesehatan sempat memesan tiga unit mobil PCR tersebut, pada Agustus 2020 senilai Rp 7,5 miliar.
Dinas Kesehatan Kaltim juga bekerja sama dengan SpeedLab untuk tes PCR keliling untuk menyisir hasil tracing dari klaster-klaster baru yang muncul di lokasi tertentu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Omicron Ditemukan di Pontianak, Diduga Berasal dari Jakarta
Selain itu, pengadaan mobil PCR juga membantu kelancaran tes PCR dalam rangka mengurai penumpukan antrean uji swab PCR yang dilakukan di sejumlah rumah sakit.
Kala itu, dalam sehari saja daftar tunggu uji laboratorium sampel di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim bisa sampai 1.300 sampel.
Atas karyanya, kini pria lulusan Teknologi Laboratorium Medis, di Universitas Megarezky Makassar itu jadi founder dan CEO SpeedLab Indonesia.
Melalui Speed Group, Denni sudah mempekerjakan 300 karyawan, dari semula hanya 10 orang karyawan.
SpeedLab saat ini memiliki 14 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Balikpapan, Pontianak, dan Palembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.