KOMPAS.com - Kota Jambi merupakan ibu kota Provinsi Jambi. Provinsi ini terletak di Pulau Sumatera.
Kota Jambi memiliki luas 20.538 hektar.
Kota Jambi dibelah oleh Sungai Batanghari menjadi dua bagian, yaitu bagian selatan dan bagian utara.
Bagian selatan merupakan bagian terbesar Kota Jambi, dimana wilayah di bagian selatan sedikitnya terdapat lima anak Sungai Batanghari.
Jambi sebagai daerah pemukiman dan pusat kedudukan pemerintah telah berlangsung dari masa ke masa.
Penamaan Jambi dan keberadaan Kota Jambi muncul dalam serangkaian cerita sejarah.
Baca juga: Apa Lagu Daerah di Jambi?
Sejarah Dinasti Sung memaparkan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) berada di Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar China pada tahun 853 M. Kemudian, utusan kedua datang pada 871 M.
Informasi tersebut menandakan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan oleh pakar sebagai Jambi) sudah muncul di berita China pada tahun-tahun tersebut.
Sehingga, Chan-pi atau Jambi telah ada dan dikenal pda abad 9 M. Berita China Ling Pio Lui (890-905 M) juga menyebutkan bahwa Chan-pi (Jambi) mengirim misi dagang ke China.
Kata Jambi juga berasal dari Jambe yang merupakan sebutan pinang dalam bahasa Jawa (Sunda). Banyak orang memperkirakan bahwa kata tersebut merupakan asal-usul kata Jambi.
Dengan, adanya perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke Jambi.
Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe ke Jambi pada abad 15, semasa Kerajaan Jambi di perintahkan Puteri Selaro Pinang Masak pada 1460-1480.
Cerita lain disebutkan Orang Kayo Hitam, putra dari Puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko Berhalo) menyusuri sungai mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran mertuanya Tumenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.
Orang Kayo Hitam menyusuri aliran Sungai Batanghari bersama istrinya Putri Mayang Mengurai menggunakan perahu Kanjang Lako. Mereka diminta untuk mencari tempat untuk mendirikan kerajaan baru.
Baca juga: Keunikan Keris Tumbuk Lada, Senjata Khas Jambi
Tumenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh berpesan kepada pada anak menantunya. Bahwa, tempat yang dipilih adalah dimana sepasang angsa naik ke tebing dan berada di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menyusuri Sungai Batanghari, lalu kedua angsa naik ke daratan di sebelah hilir (Kampung Jam), waktu itu namanya kampung Tenadang.
Sesuai amanah mertuanya, Orang Kayo Hitam dana istrinya Putri Mayang Mangurai serta pengikutnya mulai membangun kerajaan baru yang disebut "Tanah Pilih". Letak pusat pemerintahan kerajaa berada di Kota Jambi saat ini.
Cerita tentang Angso Duo ini sebagai kebesaran Kerajaan Melayu Jambi di masa lalu ditorehkan sebagai filosofi Lambang Kota Jambi, saat ini. Dalam lambang tersebut antara lain terdapat gambar dua angsa.
Setelah Orang Kayo Hitam menjadi raja, pusat kerajaan dipindahkan dari Ujung Jabung ke Tanah Pilih sekitar abad 16.
Baca juga: Alat Musik Daerah Jambi
Tanah Pilih menjadi kedudukan Pemerintah Jambi.
Masa Hindia Belanda
Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih menjadi Istana Tanah Pilih yang terakhir.
Istana tersebut merupakan tempat kelahiran dan pelantikan Sultan Thaha Saifuddin sebagai sultan pada 1855.
Istana Tanah Pilih dibumi hanguskan oleh Sultan Thaha sebagai serangan balik tentara Belanda.
Peristiwa terjadi karena sultan dan panglimanya, Raden Mattaher menyerang dan berhasil menenggelamkan satu kapal perang Belanda di perairan Muaro Sungai Kumpeh.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Jambi, Provinsi yang Miliki Sungai Terpanjang di Sumatera
Istana Tanah Pilih yang telah menjadi puing-puing dikuasi Belada dan menjadi tempat markas serdadau Belanda. Setelah Sultan Thaha gugur pada 27 April 1904, Belanda menempati kerajaan Jambi sebagai bagian wilayah kekuasaan kolonial Hindia Belanda.
Kedudukan Jambi secara administratif berubah dalam bebarapa tingkatan, mulai daerah otonom, kotamadya dan kota besar.
Jambi resmi menjadi ibu kota Provinsi Jambi pada 6 Januari 1957 berdasarkan Undang-undang nomor 61 tahun 1958.
Sumber: jambikota.go.id dan Citra Kota Jambi Dalam Arsip, Arsip Nasional Republik Indonesia 2014
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.