Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barongsai: Sejarah, Makna, dan Tarian

Kompas.com - 29/01/2022, 20:12 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa.

Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama, tarian ini bisa ditelusuri pada Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum Masehi.

Di Indonesia, pertunjukkan barongsai ramai dilakukan menjelang Tahun Baru China.

Kesenian Barongsai mulai populer pada zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) pada 420-589 Masehi. Saat itu, pasukan Raja Song Wen kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Fan Yang dari negeri Lin Yi.

Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan Raja Fan itu. Ternyata, upaya itu sukses hingga akhirnya barongsai melegenda.

Baca juga: Kelenteng Petak Sembilan Rayakan Imlek Tanpa Kembang Api dan Barongsai Sejak Pandemi

Makna Barongsai

Dalam Feng Shui, barongsai memiliki beberapa arti yang dapat membuat tempat menjadi lebih baik, yaitu:

  • Menghilangkan energi negatif - suara yang nyaring dari drum dan gembrengan akan menyucikan atau membersihkan sebuah daerah/tempat yang chi/energi negatif dan jelek, menjadi energi yang baru dan bagus.
  • Mengusir roh halus yang tidak baik - kekuatan dari tarian dan keberadaan dari barongsai akan cukup untuk mengusir roh jahat keluar dari lokasi dan memastikan usaha yang dikerjakan akan lebih sukses.
  • Membawa keberuntungan - sebagai simbol kekuatan dan membawa keberuntungan dengan keberadaan barongsai.

Tarian dan Gerakan Barongsai

Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama, yaitu Singa Utara dan Singa Selatan.

Singa Utara adalah yang memiliki surai ikal dan berkaki empat.

Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa ketimbang Singa Selatan yang memiliki sisik dan jumlah kaki yang bervariasi, antara dua atau empat.

Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang "kilin".

Baca juga: Rayakan Imlek, Ancol Akan Hadirkan Tari Kipas hingga Atraksi Barongsai di Dalam Air

Gerakan Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda.

Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepala yang keras dan melonjak-lonjak seiring tambuhan gong dan tambur.

Gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki.

Ada beberapa cara untuk memainkan barongsai, namun masing-masing mengikuti pola dasar yang sama.

Delapan elemen dasar dalam barongsai adalah tidur, membuka, bermain, pencarian, berkelahi, makan, penutup, dan tidur.

Tarian dapat diperpanjang atau mungkin keluar dari kebiasan bermain. Tarian Singa juga diiringi dengan musik besar berupa drum, gong, dan gembrengan. Pada dasarnya, acara seremoni sering ditambahi petasan.

Baca juga: Gara-gara Pandemi, Sudah Dua Tahun Imlek Tak Ada Barongsai di Wihara Ini

Satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah "Lay See".

Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air "Chai Chin", yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan "Lay See" ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.

Sumber: http://library.binus.ac.id dan https://www.sonora.id/r

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com