Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil HOS Tjokroaminoto dan Asal-usul Julukan Raja Jawa Tanpa Mahkota

Kompas.com - 27/01/2022, 11:10 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Tjokroaminoto adalah salah satu pahlawan besar yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui gagasan-gagasannya.

HOS Tjokroaminoto dikenal sebagai sosok guru bagi sejumlah pemimpin besar Tanah Air, salah satunya Ir Soekarno.

Sosok pendiri Sarekat Dagang Islam, yang kemudian bertransformasi menjadi Sarekat Islam ini dikenal dengan julukan “Raja Jawa Tanpa Mahkota”.

Baca juga: Ternyata seperti Ini Peran HOS Tjokroaminoto dalam Sejarah Pendidikan

Profil HOS Tjokroaminoto

HOS Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1883.

Tjokroaminoto lahir dari kalangan bangsawan. Di dalam tubuhnya mengalir darah kiai dan priyayi sekaligus.

Ayahnya bernama Raden Mas Tjokromiseno. Dia adalah Wedana Distrik Kleco, Madiun.

Sementara kakeknya Raden Mas Adipati Tjokronegoro merupakan Bupati di Ponorogo.

Sementara darah kiai mengalir dari kakek buyutnya yang bernama Kiai Bagoes Kasan Besari.

Kiai Kasan Besari ini tercatat sebagai kiai besar di zamannya, dan merupakan suami dari putri Susuhunan Pakubuwono II dari Surakarta.

Dari silsilahnya inilah darah pejuang mengalir deras dalam tubuh HOS Tjokroaminoto, serta mempengaruhi pemikiran-pemikirannya.

Baca juga: 8 Kiai Bergelar Pahlawan Nasional, Ada KH Hasyim Asyari hingga KH Ahmad Dahlan

Pendidikan dan Pekerjaan

Lahir dari kalangan bangsawan, membuat HOS Tjokroaminoto berkesempatan untuk mengenyam pendidikan formal dengan sistem pendidikan Barat.

Pendidikan dasarnya ditempuh di Madiun, yaitu di sekolah Belanda.

Pendidikan lanjut ditempuh Tjokroaminoto di Opleiding School Voor Inlandche Ambtenaren (OSVIA).

Saat itu, OSVIA merupakan sekolah untuk pegawai pribumi yang bertempat di Magelang, Jawa Tengah.

Setelah tamat dari OSVIA, Tjokroaminoto menjadi juru tulis di Ngawi, Jawa Timur selamat tiga tahun yaitu 1902-1905.

Berikutnya, Tjokroaminoto diangkat menjadi patih atau pejabat di lingkungan pegawai negeri.

Namun, posisi itu tidak lama disandangnya. Tiga tahun berselang, Tjokroaminoto menanggalkan jabatannya tersebut.

Alasannya, Tjokroaminoto tidak ingin terus menerus merendah di hadapan orang-orang Belanda sebagaimana lazimnya pegawai negeri zaman itu.

Tjokroaminoto lantas menikah dengan Suharsikin, seorang putri Patih Ponorogo pada tahun 1905.

Berikutnya, Tjokroaminoto dan istrinya pindah ke Surabaya. Di sana dia bekerja sebagai pegawai swasta.

Selain itu, Tjokroaminoto juga membuka kos-kosan yang dikelola oleh istrinya.

Beberapa nama besar sempat tinggal di kos-kosan Tjokroaminoto, salah satunya Soekarno saat sekolah di HBS.

Baca juga: 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut, Ada AH Nasution dan TB Simatupang

Bergabung dengan SDI

Museum Rumah HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII SurabayaKOMPAS.com/Achmad Faizal Museum Rumah HOS Tjokroaminoto di Jalan Peneleh VII Surabaya
Memasuki tahun 1912, saat bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi teknik di Surabaya, Tjokroaminoto mendapat tamu utusan Sarekat Dagang Islam (SDI).

Tamu merupakan utusan Haji Samanhudi, yang merupakan pendiri SDI di Surakarta pada 1911.

Dengan SDI, Haji Samanhudi berjuang menentang masuknya pedagang asing yang ingin menguasai ekonomi rakyat.

Haji Samanhudi yang mengetahui kecakapan Tjokroaminoto pun memintanya untuk bergabung dan berjuang di SDI.

Tawaran itu diterima. Bahkan HOS Tjokroaminoto menjelma menjadi sosok penting di SDI.

Pada tahun 1912, HOS Tjokroaminoto mengusulkan perubahan dari SDI ke Sarekat Islam (SI).

Perubahan itu dimaksudkan agar anggota SDI tidak hanya dibatasi pada para pedagang, namun lebih terbuka lagi bagi seluruh masyarakat.

Nama SDI pun resmi berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada 10 September 1912. Tjokroaminoto sekaligus ditunjuk untuk sebagai salah satu pemimpin organisasi ini.

Baca juga: Tjokroaminoto dan Dapur Nasionalisme Soekarno

Raja Jawa Tanpa Mahkota

HOS Tjokroaminoto dikenal dengan julukan Raja Jawa Tanpa Mahkota, atau De Ongekroonde Van Java.

Julukan ini disematkan berkaitan dengan kiprah Tjokroaminoto dalam membesarkan SI.

Setelah berubah menjadi SI, Tjokroaminoto membawa organisasi ini kepada Gubernur Jenderal Alexander Willem Frederik Idenburg untuk mendapat pengesahan.

Namun, pengesahan yang dimaksud itu tidak dikabulkan. Meski demikian, SI secara lokal tetap mendapat status badan hukum.

Sejak saat itu, keanggotaan SI pun meningkat hingga tercatat mencapai 2,5 juta orang.

Dengan jumlah anggota yang besar itu, SI telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas.

Maka HOS Tjokroaminoto pun dianggap sebagai Ksatria Piningit bagi para pribumi.

Sementara bagi pemerintah Hindia Belanda, sosok HOS Tjokroaminoto merupakan sosok yang harus diperhitungkan perjuangannya.

Maka Belanda saat itu menyematkan julukan Ongekroonde Van Java atau Raja Jawa Tanpa Mahkota kepadanya.

Baca juga: Rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya Disulap Menjadi Museum Sejarah

Karya dan Akhir Hayat HOS Tjokroaminoto

HOS Tjokroaminoto merupakan seorang pemikir yang produktif menuangkan pikiran-pikirannya dalam sebuah tulisan.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya dalam bentuk buku dan tulisan lain yang dihasilkan Tjokroaminoto.

Beberapa karya tersebut antara lain:

  • Islam dan Sosialisme (1924)
  • Raglament Umum Bagi Umat Islam (1934)
  • Kultur dan Adat Islam (1933)
  • Tafsir Program dan Azaz Tandim
  • Al Islam (1916), majalah Sarekat Islam pusat.
  • Bendera Islam (1924-1927) majalah yang terbit dua mingguan.

HOS Tjokroaminoto jatuh sakit pada tahun 1934, tepatnya saat dia mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.

Pada tanggal 17 Desember 1934, HOS Tjokroaminoto meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pekuncen, Yogyakarta.

HOS Tjokroaminoto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.

Sumber:
Kompas.com
Kemsos.go.id
Iaincurup.ac.id

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sebar Berita Hoaks Meresahkan via Grup WA, Tukang Bangunan di Kupang Ditangkap

Sebar Berita Hoaks Meresahkan via Grup WA, Tukang Bangunan di Kupang Ditangkap

Regional
Tim SAR Lakukan Pencarian 5 Awak Kapal yang Hilang di Perairan Bangka Belitung

Tim SAR Lakukan Pencarian 5 Awak Kapal yang Hilang di Perairan Bangka Belitung

Regional
Polisi Diduga Aniaya Sesama Anggota Polisi di Manado, TKP di Gudang Toko Mainan Anak

Polisi Diduga Aniaya Sesama Anggota Polisi di Manado, TKP di Gudang Toko Mainan Anak

Regional
Dipukuli Pelaku hingga Lebam, Siswa Korban 'Bullying' di Cilacap Jalani Visum

Dipukuli Pelaku hingga Lebam, Siswa Korban "Bullying" di Cilacap Jalani Visum

Regional
Korupsi Ratusan Juta, Kades dan Bendahara di Bangka Selatan Ditangkap

Korupsi Ratusan Juta, Kades dan Bendahara di Bangka Selatan Ditangkap

Regional
Tim KNKT Investigasi Kecelakaan di Bawen, Hasil Keluar Paling Lama 1 Tahun

Tim KNKT Investigasi Kecelakaan di Bawen, Hasil Keluar Paling Lama 1 Tahun

Regional
Tak Puas dengan Pelayanan Kesehatan, Puluhan Warga Segel Puskesmas di Kupang

Tak Puas dengan Pelayanan Kesehatan, Puluhan Warga Segel Puskesmas di Kupang

Regional
Kepala Siswa SD di Jombang Terluka akibat Lemparan Kayu, Orangtua Lapor Polisi

Kepala Siswa SD di Jombang Terluka akibat Lemparan Kayu, Orangtua Lapor Polisi

Regional
5 Awak Kapal Hilang di Bangka Belitung, Sempat Telepon Istri Sebut Cuaca Buruk

5 Awak Kapal Hilang di Bangka Belitung, Sempat Telepon Istri Sebut Cuaca Buruk

Regional
Siswa SMP Korban 'Bullying' di Cilacap Alami Luka Lebam

Siswa SMP Korban "Bullying" di Cilacap Alami Luka Lebam

Regional
Dilanda Kekeringan, 2 Hektar Persawahan Lembor Manggarai Barat Terbakar

Dilanda Kekeringan, 2 Hektar Persawahan Lembor Manggarai Barat Terbakar

Regional
Perundungan di Cilacap: Pelaku adalah Kakak Kelas Korban yang Jadi Ketua 'Barisan Siswa'

Perundungan di Cilacap: Pelaku adalah Kakak Kelas Korban yang Jadi Ketua "Barisan Siswa"

Regional
Cekcok dengan Istri Usai Mabuk Miras, Suami di NTT Bakar Rumahnya

Cekcok dengan Istri Usai Mabuk Miras, Suami di NTT Bakar Rumahnya

Regional
Cerita Lengkap Siswa SD di Ende Meninggal Usai Makan Bangkai Daging Anjing yang Dibakar

Cerita Lengkap Siswa SD di Ende Meninggal Usai Makan Bangkai Daging Anjing yang Dibakar

Regional
Sederet Fakta Kasus 'Bullying' Murid SMP di Cilacap, Pelaku Hampir Dihajar Massa

Sederet Fakta Kasus "Bullying" Murid SMP di Cilacap, Pelaku Hampir Dihajar Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com