SUKABUMI, KOMPAS.com - Suara dentuman atau gemuruh kembali terdengar di lokasi bencana tanah bergerak, Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu (22/1/2022) sekitar pukul 09.00 WIB.
Akibat suara dentuman yang diduga berasal dari longsoran di lokasi bencana geologi ini, sejumlah penyintas bencana tanah bergerak merasa semakin khawatir.
Baca juga: Setahun Tanah Bergerak di Ciherang Sukabumi, Menagih Janji Pemerintah
"Ya tadi pagi ada gempa. Setelah itu dengar suara gemuruh menggelegar tiga kali. Saat itu sedang duduk sempat lompat. Jadi sampai sekarang juga masih takut," ungkap Rusmini kepada Kompas.com Sabtu petang.
Bahkan beberapa menit sebelum wawancara berlangsung, Kompas.com dan para penyintas yang tengah berbincang-bincang mendengar satu kali suara dentuman.
Suara dentuman cukup keras tersebut sempat mengagetkan sejumlah penyintas yang berada tidak jauh dari lokasi tanah ambles.
Baca juga: 64 Santri di Sukabumi yang Diduga Keracunan Makanan Massal Sudah Sehat
Menurut Rusmini, setiap harinya sejak gerakan tanah memporak-porandakan kampung halamannya, ia selalu dihantui rasa takut.
Terlebih lagi rumahnya hanya sekitar 50 meter dari tanah ambles dengan kedalaman belasan meter.
Makanya, bila hujan deras mengguyur selalu mengungsi ke rumah keluarga yang lebih aman di kampung berbeda.
"Ya sekarang semakin takut. Kan lahan persawahan juga sudah semakin parah, dan mendekati permukiman. Makanya kalau hujan menginap di rumah saudara," ujar Rusmini.
Bunyi dentuman atau gemuruh itu juga dibenarkan Mulyadi (50) seorang penyintas yang kini sehari-hari menjadi sukarelawan di lokasi bencana.
Suara dentuman yang terakhir terdengar pada Sabtu (22/1/2022) sekitar pukul 16.45 WIB.
"Barusan ada lagi bunyi dentuman, saya dengar satu kali. Saya tadi juga mengecek sumbernya, sepertinya dari longsoran. Karena ada longsoran baru," kata Mulyadi kepada Kompas.com.