Tradisi Ngayau membuat seorang naturalis asal Norwegia, Carl Bock menerbitkan catatannya yang berjudul The Headhunter of Borneo pada tahun 1881.
Dari perspektifnya, Carl Bock menceritakan bahwa tradisi Ngayau dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menyelesaikan masalah besar seperti tolak bala, mengusir wabah, bahkan meminta hasil panen melimpah.
Meski Ngayau masih erat dalam pencitraan Suku Dayak, namun hal ini nyatanya tradisi sudah lama terhenti.
Bahkan Ngayau sendiri bisa dikatakan menjadi salah satu tradisi Suku Dayak yang sudah punah atau tidak dilakukan lagi.
R. Masri Sareb Putra dalam Makna di Balik Teks Dayak sebagai Etnis Headhunter yang dimuat dalam Journal Communication Spectrum, Vol.1 No.2 (2011 - 2012) menyebut adanya catatan mengenai kesepakatan bersama seluruh etnis Dayak Borneo Raya untuk mengakhiri tradisi Ngayau ini.
Kesepakatan damai ini terjadi pada pada 22 Mei - 24 Juli 1894, ketika diadakan Musyawarah Besar Tumbang Anoi di Desa Huron Anoi Kahayan Hulu, Kalimantan Tengah.
Sumber:
kompas.com
regional.kompas.com
tribunnewswiki.com
Intisari Online
jurnal.bakrie.ac.id