Ritual dilakukan dengan pembacaan doa, pelarungan, dan makan bersama di atas kapal. Pelarungan berupa sesaji berwujud miniatur kapal nelayan yang mengangkut sesaji, diantaranya kepala kambing, pisang raja, ketupat dan lepet.
Sesaji ini diarak menuju laut. Sebagai syarat untuk menolak bala, ada kesenian barongan yang mengiringi.
Acara dimeriahkan dengan karnaval maupun pementasan kesenian tradisional.
5. Pekalongan
Di Pekalongan, tradisi Larung Sesaji dikenal dengan sedekah laut atau nyadran. Acara ini sebagai ungkapan nelayan supaya hasil tangkapannya melimpah.
Acara dimulai dengan membawa sesaji terdiri dari kepala sapi, hasil bumi, jajan pasar, dan peralatan dapur. Sesaji dibawa sejauh 1 kilometer dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Setelah itu, sesaji diturun ke di laut dan dilarung atau dihanyutkan. Sebelum dilarung, sesaji
didoakan oleh kyai.
Acara dimeriahkan dengan lomba dayung, pertunjukkan wayang golek maupun pagelaran dangdut.(Dheri Agriesta)
Sumber: disparbudpora.blitarkab.go.id, probolinggokota.go.id, repository.ub.ac.id,
smartcity.patikab.go.id, pekalongankab.go.id, dan regional.kompas.com