Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gelar Ritual Sesaji Gunung Kelud

Kompas.com - 02/11/2014, 13:51 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI,KOMPAS.com - Ribuan warga disekitar lereng Gunung Kelud yang berada di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar ritual sesaji yang dipusatkan di kawasan puncak Kelud, Minggu (2/11/2014).

Sedari pagi, ratusan warga dengan berpakaian khas Jawa itu berduyun-duyun menuju kawasan puncak gunung. Ada yang berjalan kaki, ada juga yang datang berombongan menggunakan kendaraan bak terbuka. Pemandangan lain adalah nasi tumpeng yang terdiri dari beberapa jenis sayur lengkap dengan nasi berbentuk gunung.

Nampan tempat tumpeng terbuat dari pelepah pohon pisang yang dibentuk sedemikian rupa. Inilah sesaji yang disuguhkan masyarakat. Tumpeng-tumpeng itu dibawa para lelaki dengan cara ditaruh diatas kepala, juga ada yang diangkut dengan kendaraan. Tumpeng tersebut kemudian dijajar pada lahan parkir. Saking banyaknya tumpeng, areal parkir dibuat penuh dengan tumpeng.

Lokasi ritual kali ini memang berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, puncak ritual ada di areal kawah Gunung Kelud. Namun karena lokasi kawah masih belum memungkinkan pasca-meletus Februari lalu, lokasi kegiatan kemudian dipindah di areal parkir yang kebetulan tidak jauh dari kawah.

Hanya beberapa tumpeng utama atau disebut Tumpeng Robyong yang dibawa ke puncak. Itupun tidak sampai ke kawahnya. Hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari puncak lalu dibacakan doa oleh para sesepuh desa.

Ngaseri, Camat Ngancar, mengatakan, ritual tersebut bagian dari rasa syukur warga sekitar atas rahmat Tuhan dengan karunia gunungnya. Kata dia, keberadaan gunung bisa menjadi ancaman juga bisa menjadi berkah. "Berkah itulah yang saat ini sudah banyak dinikmati warga sehingga selayaknya bersyukur," kata Ngaseri.

Ritual ini banyak mendapat animo dari warga sekitar dan terkumpul hampir seribu tumpeng. Hal ini, kata dia, karena kesadaran masyarakat hidup didaerah rawan bencana. "Kita hidup dengan alam, harus berdamai dengan alam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com