Pada perkembangannya, Sunan Kalijaga memiliki cara yang berbeda dalam berdakwah. Dia cenderung menjadikan kesenian sebagai media dakwahnya.
Salah satu media dakwah Sunan Kalijaga adalah wayang kulit. Sunan Kalijaga bahkan memodifikasi tampilan wayang kulit sehingga tidak bisa dikatakan menyerupai makhluk hidup.
Modifikasi dilakukan saat Dewan Wali sedang bermusyawarah untuk peresmian Masjid Demak. Sunan Kalijaga saat itu usul agar ada gelaran wayang kulit untuk menarik minat masyarakat.
Namun, usulan itu ditolak oleh Sunan Giri. Sebabnya, wayang kulit yang ada saat itu menyerupai gambar dan bentuk makhluk hidup, yang dalam ajaran Islam tidak diperbolehkan.
Sunan Kalijaga pun berjanji akan memodifikasi tampilan wayang kulit. Pada pertemuan berikutnya, Sunan Kalijaga mempresentasikan hasil modifikasinya itu.
Hasil modifikasi Sunan Kalijaga dinilai tidak menyerupai bentuk makhluk hidup. Maka Dewan Wali akhirnya menyetujui adanya gelaran wayang kulit pada peresmian Masjid Agung Demak.
Baca juga: Sejarah Masjid Agung Demak, Peninggalan Kesultanan Demak yang Penuh Makna
Wafatnya Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga dalam satu keterangan disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak.
Dari pernikahan ini lahir tiga orang putra putri bernama Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh, dan Dewi Sofiah.
Sunan Kalijaga wafat di Desa Kadilangu, dekat kota Demak, Jawa Tengah pada taun 1513 dan dimakamkan di sana.
Sumber:
Kompas.com
P2k.um-surabaya.ac.id