Sementara itu, DA mengaku tak menyesal telah menghabisi nyawa pasutri lansia tersebut.
Sebab, ia merasa sakit hati karena pernah dimaki oleh korban saat hendak meminta buah rambutan yang ada di depan halaman rumah Marsidi.
Bukan itu, kata DA, orangtuanya juga sempat dimaki oleh korban.
"Sampai orangtua saya juga dimaki, jadi malamnya saya sudah rencanakan untuk membunuh dua korban ini. Cucunya sempat pulang tapi lampu saya matikan, agar tidak ketahuan," kata DA.
Baca juga: Pengakuan Pembunuh Pasutri di Sumsel: Saya Niat Mau Bakar Rumahnya untuk Hilangkan Jejak
DA juga mengaku akan membunuh cucu korban berinisial SA (15) apabila berada di rumah.
Namun saat kejadian, cucu korban kebetulan sedang pergi ke kebun bersama teman-temannya yang lain.
"Beruntung dia tidak di rumah, pasti juga ikut saya habisi agar untuk menghilangkan jejak," ungkapnya.
Atas perbuatannya tersangka dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
(Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor : Abba Gabrillin, I Kadek Wira Aditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.