Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksara Jawa: Sejarah, Legenda Aji Saka, dan Makna Filosofinya

Kompas.com - 06/01/2022, 11:19 WIB
William Ciputra

Penulis

Kepada Sembada, Dora lantas menyampaikan pesan dari utusan Aji Saka. Dora juga mengajak Sembada untuk mengantarkan pusaka milik Aji Saka ke Medang Kamulan.

Namun, Sembada justru tidak percaya. Sembada malah mencurigai Dora, dan mengira apa yang disampaikan sahabatnya itu sebagai siasat untuk mencuri dan memiliki pusaka milik Aji Saka.

Keduanya kemudian terlibat perselisihan yang berujung pada pertempuran hebat. Dalam pertempuran itu, tidak ada yang menang dan kalah. Keduanya tewas bersamaan.

Sementara itu Aji Saka resah karena pusaka dan dua abdinya tak kunjung datang. Dia kemudian memutuskan untuk berangkat ke Bumi Majeti.

Saat tiba di Bumi Majeti, Aji Saka terkejut karena menemukan mayat dua abdinya yaitu Dora dan Sembada.

Aji Saka lantas menyadari, kedua abdinya itu terlibat perselisihan akibat pesan yang disampaikan dulu, yaitu agar menjaga pusaka dan tidak menyerahkan kepada siapapun selain dirinya.

Untuk mengenang kesetiaan Dora dan Sembada, Aji Saka lantas menggubah puisi yang jika dibaca menjadi Hanacaraka. Berikut adalah puisi tersebut:

  • Hanacaraka: ada dua utusan
  • Datasawala: keduanya terlibat perselisihan
  • Padhajayanya: mereka sama-sama berjaya dalam perselisihan itu
  • Maga bathanga: dan keduanya pun sama-sama menjadi mayat.

Baca juga: Standar Fon Aksara Jawa dan Sunda Segera Didaftarkan ke BSN

Makna Filosofi Aksara Jawa

Listyo Yuwanto dalam Refleksi Hakikat Manusia Berdasarkan Aksara Jawa (2012) membeberkan makna filosofis dalam Aksara Jawa Hanacaraka ini.

Menurutnya, Aksara Jawa dari Ha sampai Nga memiliki makna berupa gambaran dan hakikat hidup manusia di dunia sangat mendalam.

Hanacaraka dimaknai dengan “anane utusaning pangeran” atau adanya utusan Tuhan, yaitu manusia. Dengan kebesaran Tuhan, manusia diciptakan untuk menjaga kelestarian hidup atau “memayu hayuning bawono”.

Kelestarian hidup ini bisa terjaga manakala dua bentuk kelestariannya juga dijaga, yaitu kelestarian hidup manusia atau “hamemayu hayuning jagad kang piniji”, dan kelestarian alam atau “hamemayu hayuning jagad raya".

Datasawala dimaknai sebagai “ora bisa suwala, kabeh wus ginaris ing kodrat” atau tidak bisa diingkari bahwa semuanya sudah menjadi kodrat atau ketetapan Tuhan.

Dalam hal ini, manusia sebagai utusan Tuhan hanya bisa menjalankan apapun yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Dari sini, masyarakat Jawa memiliki prinsip hidup yaitu “narima ing pandum” yaitu menerima apapun pemberian Tuhan.

Baca juga: Selangkah Menuju Standar Nasional Aksara Nusantara

Padhajayanya dimaknai dengan “kanthi tetimbangan kang pada sak jodo anane” atau Tuhan menciptakan sesuatu sesuai dengan pertimbangan dan berpasangan.

Implementasi hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dengan adanya siang-malam, pria-wanita, hidup-mati, sedih-bahagia, dan seterusnya.

Magabathanga dimaknai dengan “manungsa kinodrat dosa, lali, luput lan mati” atau manusia ditakdirkan memiliki dosa, lupa, kesalahan, dan kematian.

Hal ini dapat dimaknai bahwa manusia tidak akan pernah bisa lepas dari kekurangan dan kelemahan. Dari sini muncul filosofi hidup masyarakat Jawa yang dikenal dengan “eling lan waspada”, yaitu hidup harus selalu ingat dan waspada atas kekurangan.

Sumber:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/26/090000079/sejarah-aksara-jawa?page=all
https://bp3d.boyolali.go.id/index.php/artikel/item/144-legenda-ajisaka-dan-asal-mula-aksara-jawa
https://ubaya.ac.id/ubaya/articles_detail/54/Refleksi-Hakikat-Manusia-Berdasarkan-Aksara-Jawa.html

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com