Karena minimnya penggarap kebun, mereka mendatangkan pekerja dari Madura dan Blitar.
Sementara pekerja dari Madura banyak menetap di Besuki sebelah utara (Probolinggo, Situbondo, Bondowoso dan sebagian Jember).
Sedangkan pekerja suku Jawa banyak ditempatkan di Besuki wilayah selatan (Lumajang, sebagian Jember dan sebagian Banyuwangi).
Baca juga: Usung Tema Ramah Lingkungan, Ornamen Natal Gereja Kotabaru Dibuat dengan Janur Kuning
Itulah alasan di wilaya Bondowoso dan sebagian Jember salah satunya Sumberpakem banyak dihuni oleh orang keturunan Madura.
Pekerjaan yang dilakukan Pendeta Ester sangat tidak mudah. Namun pada tahun 1882, baptis pertama berhasil dilakukan Pendeta Ester di Sumberpakem dan di Bondowoso dilakukan pada tahun 1886.
Pendeta Ester pun memulai pekerjaan menerjemahkan kitas suci umat Kristiani (Alkitab) ke bahasa Madura.
Saat penjajahan Jepang, kegiatan tersebut berhenti. Het Java Comiter pun menyerahkan pekerjaan mereka ke GKJW Mojowarno, Jombang.
Baca juga: Misa Natal di Gereja HKTY Ganjuran, Umat Diimbau Tidak Membawa Tas Besar
Dua jemaat di Sumberjambe dan Bondowoso yang menggunakan bahasa Madura juga menjadi bagian dari mereka.
Meski gereja Jawa, bahasa Madura dipertahankan sebagai bahasa pengantar. Namun di Bondowoso akhirnya menghapus bahasa Madura dari tata ibadah mereka.
Sebaliknya GKJW pepathan (cabang) Slateng yang berlokasi di Ledokombo dan GKJW Sumberjambe masih mempertahankan bahasa Madura sebagai bahasa pengantar ibadah.
Dengan berjalannya waktu, penerjemahan Alkitab ke bahasa Madura yang dimulai oleh Pendeta Esser, baru benar-benar rampun pada tajun 1994.
Baca juga: Jelang Misa Natal, Gegana Sterilisasi Gereja-gereja di DIY.
Beberapa pendeta yang bertugas di sana berhasil mewarnai budaya Madura dengan ajaran Kristiani antara lain budaya konjengan (selamatan) bila ada warga yang meninggal dunia.
Dalam konjengan, biasanya ada budaya melepaskan ayam dan selamatan selama tujuh hari beturut-turut.
Namun, untuk warga kristiani, tidak lagi ada upacara pelepasan alam dan selamatan hanya dilakukan selama tiga kali yaitu hari pertama, hari ketiga dan hari ketujuh.
Baca juga: Gereja hingga Pusat Perbelanjaan Jadi Prioritas Pengamanan Operasi Lilin Menumbing 2021