Gereja hingga Pusat Perbelanjaan Jadi Prioritas Pengamanan Operasi Lilin Menumbing 2021

BANGKA, KOMPAS.com- Sebanyak 1.539 pasukan gabungan dikerahkan selama Operasi Lilin Menumbing atau operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kepulauan Bangka Belitung.

Sejumlah titik keramaian seperti gereja, bandara dan pusat perbelanjaan menjadi prioritas pengamanan.

"Ada 391 titik untuk wilayah Bangka Belitung, didukung 20 pos pengamanan dan 10 pos pelayanan," kata Kepala Biro Operasi Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pontjo Soediantoko seusai apel gabungan, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Khofifah: Jangan Rayakan Libur Natal dan Tahun Baru Berlebihan

Pontjo menuturkan, pasukan gabungan resmi bertugas sejak 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.

Pasukan tersebut terdiri dari kepolisian sebanyak 699 personel, TNI 138 personel dan 702 personel lintas instansi di Bangka Belitung.

"Kami mengedepankan tindakan persuasif, humanis dan tegas secara profesional dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat," ujar Pontjo.

Baca juga: Akan Ada Penyekatan di Yogyakarta Selama Libur Natal dan Tahun Baru, tapi...

Merujuk pada amanat Kapolri, kata Pontjo, ada beberapa prediksi gangguan kamtibmas yang harus diantisipasi.

Antara lain ancaman terorisme dan radikalisme, ancaman sabotase, penyalahgunaan narkoba, pesta miras dan aksi perusakan fasilitas umum.

Kemudian juga perlu diwaspadai aksi kriminalitas seperti curat, curas, curanmor, tawuran antar kelompok pemuda atau antar kampung serta balap liar.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah yang memimpin upacara menyebutkan, apel gelar pasukan dilaksanakan sebagai bentuk  pengecekan akhir kesiapan pelaksanaan Operasi Lilin 2021 pada aspek personel maupun sarana prasarana, serta keterlibatan unsur terkait.

Perayaan Natal dan Tahun Baru oleh masyarakat secara universal dirayakan melalui kegiatan ibadah dan perayaan pergantian tahun di tempat-tempat wisata, yang akan meningkatkan aktivitas masyarakat.

"Peningkatan aktivitas masyarakat ini tentu saja sangat berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas, gangguan kamseltibcar lantas, dan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19," ujar Fatah.