Sebelum suaminya berangkat, Murni mengaku tak sempat menyiapkan bekal untuk suami.
"Saya belum sempat buat bekal (makanan) waktu itu Selasa malam, dia pulang malam cari uang, kecapekan," kenang Murni.
Baca juga: Kapal Karam di Malaysia, Ayah Buruh Migran Asal Cilacap Berharap Anaknya Selamat
Sementara itu, Roy Anggara (29), adik Bangsal bercerita dirinya dan keluarga sempat video call saat sang kakak berada di Batam.
"Malam Selasa itu kita telepon, kita nasihat dia supaya hati-hati mengingat cuaca buruk. Dia hanya bilang 'mohon doa keselamatan," kata Roy.
Ia bercerita sang kakak tak pernah bercerita jika ke Malaysia melalui jalur ilegal.
"Sebelumnya tidak pernah cerita, dia akan berangkat melalui jalur bahaya, dia bilang 'saya mau berangkat, dan minta doa'," tutur Roy.
Baca juga: 2 Warga Cilacap Jadi Korban Kapal Buruh Migran yang Karam di Malaysia
Menurutnya, Bangsal pergi ke Malaysia karena sulit mendapatkan pekerjaan. Selain itu, ia juga mendapat tawaran dari rekan-rekannya yang lebuh dulu ke Malaysia.
"Karena di sini tidak ada pekerjaan, dan di sana (Malaysia) ada pekerjaan, dan diteleponsama teman-temannya di sana, akhirnya punya inisiatif cari kerjaan sendiri," ungkap Roy.
Ia sendiri mengaku mendapatkan kabar kematian sang kakak dari pemberitaan media dan pihak Kedutaan Malaysia.
Informasi tersebut bedasarkan dari dokumen warga asal Kabupaten Cilacap yang meninggal dalam peristiwa tersebut.
Dokumen tersebut yaitu berupa paspor atas nama Andy Maulana (22) dan surat keterangan hasil tes PCR atas nama Tukiman Martameja.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Dinakerin) Cilacap Dikdik Nugraha mengatakan ada dokumen lain yang ditemukan yakni SIM atas nama Nasirah.
Ternyata SIM tersebut adalah milik ibu korban Andy Maulana yang terbawa anaknya.
Baca juga: 6 Warga NTB Teridentifikasi Jadi Korban Kapal Tenggelam di Malaysia
Ayah Andy Maulana, Jaryanto (47) mengaku masih menunggu kepastian kondisi sang anak. Andy adalah warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.