Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Tenggelam di Malaysia Angkut 50 Buruh Migran Indonesia, 18 Orang Tewas, 18 Masih dalam Pencarian

Kompas.com - 17/12/2021, 06:33 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kapal yang mengangkut 50 orang buruh migran Indonesia tenggelam perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12/2021).

Hingga Kamis (16/12/2021), dilaporkan ada 18 orang meninggal dunia, 18 orang masih dalam pencarian dan 14 orang dinyatakan selamat.

Dikutip dari BBC Indonesia, semua penumpang yang di kapal tersebut adalah warga Indonesia. Diduga mereka adalah buruh migran yang masuk ke Malaysia tanpa dokumen.

Kapal itu berangkat dari Tanjung Uban, Riau menuju Johor, Malaysia. Diduga kecelakaan terjadi pada Rabu sekitar pukul 05.00 waktu setempat.

Baca juga: 6 Warga NTB Teridentifikasi Jadi Korban Kapal Tenggelam di Malaysia

Gelombang tingggi dan cuaca buruk

Menurut Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono pencarian puluhan warga Indonesia di lepas pantai Johor itu terkendala dengan gelombang yang tingginya mencapai 5 meter.

"Dugaan saya, mengingat kapal terbalik sudah di bibir pantai. kemungkinan selamat dari yang belum ditemukan cukup besar. karena ini memang modus yang lalu-lalu demikian," kata Hermono kepada BBC News Indonesia.

Ia juga menjelaskan mereka yang belum ditemukan bisa saja selamat, tapi sembunyi di daratan karena khawatir ditangkap aparat.

Baca juga: Update Kapal Tenggelam di Malaysia: 18 WNI Tewas

"Mereka yang hilang bukan berarti dapat disimpulkan meninggal dunia, tapi sembunyi di daratan. Biasanya mereka sembunyi di ladang-ladang sawit," tambahnya.

Hermono juga menjelaskan semua jenazah sudah dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi."

"Para penumpang diduga adalah WNI yang akan masuk ke Malaysia melalui jalur ilegal karena Malaysia memang masih tertutup bagi pekerja asing," kata dia.

Baca juga: Update Kapal Pengangkut TKI Karam di Malaysia, SAR Temukan 5 Korban Baru, Total 16 WNI Tewas

6 warga NTB jadi korban

Ilustrasi THINKSTOCK.COM Ilustrasi
Enam warga Nusa Tenggara Barat masuk dalam daftar korban kecelakaan tersebut. Lima orang teridentifikasi warga Lombok Timur dan satu orang adalah warga Lombok Tengah.

Kepada Kompas.com, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, I Gede Putu Aryadi membenarkan informasi tersebut.

Sementara korban selamat, kata dia, telah diamankan oleh Angkatan Tentara Malaysia dan Satgas KJRI Johor Bahru untuk kemudian diverifikasi dengan pihak keluarga serta memastikan kondisi mereka.

Baca juga: Kemenlu Pastikan 11 WNI Tewas karena Kecelakaan Kapal di Perairan Malaysia, Identitas Belum Diketahui

"Ini informasi dari KJRI. Kami saat ini sedang mengkonfirmasi ke aparat desa atau pemda setempat untuk identifikasi dan menggali informasi lebih detail. Memastikan apakah benar para korban tersebut warga NTB, sehingga dapat dilakukan langkah penanganan selanjutnya," jelas Gede, Kamis, (16/12/2021).

Gede belum dapat memastikan apakah warga NTB yang berada dalam kapal merupakan korban tewas, hilang, atau selamat. Sebab, data yang diperoleh merupakan data identitas penumpang yang ditemukan oleh Satgas KJRI Johor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Anggotanya Dikeroyok, Dandim Grobogan Minta Kebiasaan Pesta Miras Saat Hajatan Dihentikan

Anggotanya Dikeroyok, Dandim Grobogan Minta Kebiasaan Pesta Miras Saat Hajatan Dihentikan

Regional
UMK Sumbawa Tahun 2024 Naik 3,25 Persen

UMK Sumbawa Tahun 2024 Naik 3,25 Persen

Regional
Soal Keterwakilan Perempuan, Muhaimin: Kita Komitmen dan Sudah Berbuat

Soal Keterwakilan Perempuan, Muhaimin: Kita Komitmen dan Sudah Berbuat

Regional
1.242 KK Terdampak Banjir Bandang di Dompu, Korban Mulai Mengungsi

1.242 KK Terdampak Banjir Bandang di Dompu, Korban Mulai Mengungsi

Regional
Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

Petani Milenial di NTB Capai 225.000 Orang, Manfaatkan Teknologi untuk Bercocok Tanam

Regional
Polemik Pengelolaan Gedung Perbasi Pontianak, Diselidiki Jaksa dan Digembok Pengelola

Polemik Pengelolaan Gedung Perbasi Pontianak, Diselidiki Jaksa dan Digembok Pengelola

Regional
Momen Menegangkan Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Terjebak di Tengah Hujan Batu dan Abu

Momen Menegangkan Erupsi Gunung Marapi, Pendaki Terjebak di Tengah Hujan Batu dan Abu

Regional
Tegaskan Tak Ada Jual Beli Jabatan, Bupati Semarang: Jika Ada Laporkan ke Saya

Tegaskan Tak Ada Jual Beli Jabatan, Bupati Semarang: Jika Ada Laporkan ke Saya

Regional
Nasib Pilu Bocah 7 Tahun Tewas Dianiaya Orangtua Angkat dan 5 Karyawan di Kalbar

Nasib Pilu Bocah 7 Tahun Tewas Dianiaya Orangtua Angkat dan 5 Karyawan di Kalbar

Regional
Jelang Libur Nataru, Perbaikan Jalan Pati-Rembang Rampung Sebelum 6 Desember untuk Urai Kemacetan

Jelang Libur Nataru, Perbaikan Jalan Pati-Rembang Rampung Sebelum 6 Desember untuk Urai Kemacetan

Regional
Sopir Angkot Feeder LRT Sumsel Mogok Kerja karena 2 Bulan Gaji Tak Dibayar Pemkot Palembang

Sopir Angkot Feeder LRT Sumsel Mogok Kerja karena 2 Bulan Gaji Tak Dibayar Pemkot Palembang

Regional
Musim Tanam, Petani di Brebes Keluhkan Sulit Dapat Pupuk Subsidi Meski Pegang Kartu Tani

Musim Tanam, Petani di Brebes Keluhkan Sulit Dapat Pupuk Subsidi Meski Pegang Kartu Tani

Regional
10 Gunung yang Ada di Sumatera Barat, Salah Satunya Gunung Marapi

10 Gunung yang Ada di Sumatera Barat, Salah Satunya Gunung Marapi

Regional
Oknum Polisi di Lingkungan Polda NTB Diduga Cabuli Mahasiswi

Oknum Polisi di Lingkungan Polda NTB Diduga Cabuli Mahasiswi

Regional
Percakapan Terakhir Yasirli dan Ayahnya Sebelum Hilang Usai Gunung Marapi Meletus

Percakapan Terakhir Yasirli dan Ayahnya Sebelum Hilang Usai Gunung Marapi Meletus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com