"Saya memang saudara dengan bapak Farhan, Candra. Ibu sama, Kina, tapi lain bapak," ucap Sriatun.
Kondisi Farhan dan Kina membuat banyak warga setempat yang merasa iba, sehingga memberikan bantuan yang dimiliki untuk keberlangsungan hidup Farhan beserta neneknya. Mulai dari bantuan uang tunai hingga makanan, diberikan oleh warga yang merasa kasihan.
"Apa mas, bantuan seadanya kok. Makanan dan uang tunai nggak seberapa, kasihan lihat mereka," kata salah seorang warga Iswatin (42), yang kebetulan memberikan bantuan.
Kisah yang dialami Farhan tersebut, sempat menjadi perbincangan warganet ketika diunggah oleh seseorang di media sosial.
Kisah tersebut diceritakan oleh salah seorang guru MI Al Munawaroh, Ida Rusdiana, usai Farhan terjatuh dan harus dilakukan tindakan operasi pada bagian tangan kirinya yang mengalami patah tulang.
Pada saat dioperasi, Farhan yang berasal dari keluarga tidak mampu kemudian dibantu oleh donatur untuk biaya tindakan operasi di salah satu rumah sakit yang ada di Gresik.
Pada saat itulah, Ida sempat diberitahu oleh Kina mengenai Farhan yang sempat dijual oleh bapak kandungnya saat kecil. "Untungnya semua proses lancar dan dimudahkan," tutur Ida.
Ida juga sempat menjelaskan kepada awak media, bila selama ini Farhan digratiskan dari biaya sekolah.
Baca juga: Buntut Tahanan Kabur, Petugas Kejari Gresik Diperiksa Kejati Jawa Timur
Terlebih dengan kondisi Farhan yang masih kecil dan Kina yang sudah tua plus memiliki riwayat jantung, praktis membuat mereka berdua hanya mengandalkan belas kasih dari orang yang merasa iba.
Sementara Farhan, saat ditemui masih terlihat mengenakan gips di bagian tangan kiri, dalam proses penyembuhan atas patah tulang yang dialami usai terjatuh saat bermain sepak bola di sekolahnya pada saat jam istirahat, Jumat (10/12/2021) lalu.
"Pas istirahat main sepak bola, nggak tahunya bolanya nyangkut di atap. Coba tak ambil, nggak tahunya kepleset dan saya jatuh, terus seperti ini," ujar Farhan dengan nada polos.
Kepala Desa Glanggang Amrozi, saat dikonfirmasi awak media mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara persis apa yang dialami oleh Farhan sebelumnya.
Karena sebelumnya, Farhan bersama Kina tidak tinggal di Desa Glanggang. Baru dalam beberapa tahun terakhir, Farhan dan Kina kembali ke kampung halaman.
"Apakah itu anak yatim-piatu, pernah dijual, kita tidak tahu. Wong anak itu ke sini sudah besar, kita nggak tahu saat di luar sana. Lahir di luar, sudah besar dibawa ke sini," ujar Amrozi.
Amrozi menjelaskan, pihak desa sudah sempat berupaya dalam memberikan bantuan dan kecukupan kepada Farhan dan juga Kina, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.