Salin Artikel

Kisah Pilu Bocah di Gresik, Alami Patah Tulang dan Sempat Dijual oleh Bapaknya Sendiri

Tidak hanya sedang mengalami patah tangan, namun bocah yang kini tinggal bersama neneknya Kina (63) ini juga menyimpan kisah pilu lain.

Farhan tinggal bersama neneknya, setelah ibunya Utari meninggal dunia pasca-melahirkan adiknya, Salsabilah. Mulai saat itu, Farhan tinggal bersama nenek dan kakeknya, almarhum Asnawi. Sementara ayahnya Candra, tidak lagi menghiraukan Farhan dan adiknya.

"Saat itu suami saya masih hidup, Farhan diajak jalan-jalan oleh bapaknya (Candra) nggak tahunya dijual kepada orang," ujar Kina, dengan logat jawa saat ditemui awak media, Jumat (17/12/2021).

Kina tidak ingat berapa usia Farhan pada saat dijual. Dirinya hanya mengaku bersyukur, Farhan saat itu bisa kembali ditemukan dan dibawa pulang oleh suaminya. Asnawi sendiri kemudian meninggal dunia sekitar 1,5 tahun lalu.

"Suami saya saat itu masih hidup, dapat informasi dari temannya jika ada yang melihat Farhan di Mojokerto. Dia kemudian berangkat ke Mojokerto, dan berhasil membawanya pulang," ucap Kina.

Namun sebelum ditemukan, Kina dan Asnawi saat itu sempat mencari keberadaan Farhan sekitar empat bulan.

Baru kemudian mendapatkan informasi bila Farhan berada di Mojokerto. Sementara adik Farhan, Salsabilah, hingga kini dirawat oleh salah seorang kerabat dari almarhumah ibunya.

"Kemarin sempat tinggal di rumah salah seorang warga di sini, tapi karena rumahnya direnovasi, saya dan Farhan pindah di sini. Lahan ini milik desa," tutur Kina.

Sementara Farhan mengaku, sempat menjadi sasaran amarah dari orangtua angkatnya di Mojokerto, ketika dirinya tidak sesuai melakukan apa yang diperintahkan. Bahkan Farhan mengatakan, sempat mendapatkan perlakuan fisik dari orang tersebut.

"Dijual bapak. Saat itu saya umur berapa lupa, masih kecil soalnya. Pernah beberapa kali (intimidasi fisik), seperti tidak kuat angkat kasur saat diperintah untuk dijemur ya dipukul, kan saat itu saya masih kecil," kata Farhan.

Keluarga tidak mampu

Farhan dan Kina saat ini menempati rumah bedak seadanya berukuran panjang sekitar 6 meter dan lebar 1 meter, yang berdiri di lahan milik desa.

Kendati bersebelahan dengan rumah anaknya yang lain, Sriatun (49), namun lahan yang di tempati bedak rumah Farhan dan Kina tercatat sebagai aset milik desa, termasuk dalam akses jalan desa setempat.

"Meski dempet (bersebelahan) rumah saya, tapi lahan ini milik desa," ujar Sriatun.

Antara Sriatun dengan bapak Farhan, Candra, masih saudara tiri. Di mana Kina saat menjadi istri Asnawi dikaruniai anak bernama Candra, sementara ketika Kina bersuami orang lain dikaruniai tiga orang anak, termasuk di antaranya Sriatun.

"Saya memang saudara dengan bapak Farhan, Candra. Ibu sama, Kina, tapi lain bapak," ucap Sriatun.

Kondisi Farhan dan Kina membuat banyak warga setempat yang merasa iba, sehingga memberikan bantuan yang dimiliki untuk keberlangsungan hidup Farhan beserta neneknya. Mulai dari bantuan uang tunai hingga makanan, diberikan oleh warga yang merasa kasihan.

"Apa mas, bantuan seadanya kok. Makanan dan uang tunai nggak seberapa, kasihan lihat mereka," kata salah seorang warga Iswatin (42), yang kebetulan memberikan bantuan.

Sempat viral

Kisah yang dialami Farhan tersebut, sempat menjadi perbincangan warganet ketika diunggah oleh seseorang di media sosial.

Kisah tersebut diceritakan oleh salah seorang guru MI Al Munawaroh, Ida Rusdiana, usai Farhan terjatuh dan harus dilakukan tindakan operasi pada bagian tangan kirinya yang mengalami patah tulang.

Pada saat dioperasi, Farhan yang berasal dari keluarga tidak mampu kemudian dibantu oleh donatur untuk biaya tindakan operasi di salah satu rumah sakit yang ada di Gresik.

Pada saat itulah, Ida sempat diberitahu oleh Kina mengenai Farhan yang sempat dijual oleh bapak kandungnya saat kecil. "Untungnya semua proses lancar dan dimudahkan," tutur Ida.

Ida juga sempat menjelaskan kepada awak media, bila selama ini Farhan digratiskan dari biaya sekolah.

Terlebih dengan kondisi Farhan yang masih kecil dan Kina yang sudah tua plus memiliki riwayat jantung, praktis membuat mereka berdua hanya mengandalkan belas kasih dari orang yang merasa iba.

Sementara Farhan, saat ditemui masih terlihat mengenakan gips di bagian tangan kiri, dalam proses penyembuhan atas patah tulang yang dialami usai terjatuh saat bermain sepak bola di sekolahnya pada saat jam istirahat, Jumat (10/12/2021) lalu.

"Pas istirahat main sepak bola, nggak tahunya bolanya nyangkut di atap. Coba tak ambil, nggak tahunya kepleset dan saya jatuh, terus seperti ini," ujar Farhan dengan nada polos.

Klarifikasi pihak desa

Kepala Desa Glanggang Amrozi, saat dikonfirmasi awak media mengatakan, pihaknya tidak mengetahui secara persis apa yang dialami oleh Farhan sebelumnya.

Karena sebelumnya, Farhan bersama Kina tidak tinggal di Desa Glanggang. Baru dalam beberapa tahun terakhir, Farhan dan Kina kembali ke kampung halaman.

"Apakah itu anak yatim-piatu, pernah dijual, kita tidak tahu. Wong anak itu ke sini sudah besar, kita nggak tahu saat di luar sana. Lahir di luar, sudah besar dibawa ke sini," ujar Amrozi.

Amrozi menjelaskan, pihak desa sudah sempat berupaya dalam memberikan bantuan dan kecukupan kepada Farhan dan juga Kina, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

Termasuk di antaranya, memberikan bantuan melalui program Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa (BLT DD).

"Selama saya jadi kepala desa, BLT DD setiap bulan sudah saya kasih. Mulai dari Rp600.000 hingga Rp300.000 sudah saya kasih, kalau ada apa-apa saya juga perhatikan. Bisa dibuktikan," kata Amrozi.

Bahkan, Amrozi juga menceritakan jika Camat Duduksampeyan Merista Dedy Hartadi, sudah berkunjung dan memastikan langsung ke Balai Desa Glanggang terkait bantuan kepada Farhan dan Kina.

Di mana pihak desa sudah memberikan penjelasan sesuai kondisi di lapangan, di mana ada beberapa keterangan yang dilontarkan oleh Kina tidak sesuai fakta dan itu sempat dibagikan oleh Ida yang sempat viral di media sosial.

"Orangtuanya juga masih ada, bapaknya, kok dikatakan yatim-piatu. Bu Kina itu sudah sempat ditawari oleh anaknya (Sriatun) tinggal di rumahnya, tapi nggak mau, kabarnya tidak akur. Lantas membuat eberan di situ, yang itu tanah desa, ya sudah dibantu sama desa," tutur Amrozi.

Sedangkan terkait wacana bedah rumah bagi Farhan dan Kina, pihak desa menyatakan, tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Karena hal itu, dikatakan oleh Amrozi bakal membentur aturan yang ada, terkait bedah rumah bagi warga tidak mampu.

"Kalau disuruh bantu rumahnya ya tidak bisa, karena terbentur aturan. Sebab yang bisa dibantu bedah rumah itu, tanah hak milik sendiri," ucap Amrozi.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/18/154301678/kisah-pilu-bocah-di-gresik-alami-patah-tulang-dan-sempat-dijual-oleh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke