KOMPAS.com - Harsi (60), penjual tengkleng di Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, tak kuasa menahan air mata saat mengetahui warugngnya dianggap pasang harga mahal.
Harsi menjelaskan, dirinya memasang harga sesuai dengan permintaan pembeli.
"Kalau pengunjung mintanya kepala komplet, ya harganya memang Rp 150.000," katanya, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Curhat Harsi Usai Harga Tengkleng Jualannya Dianggap Mahal dan Jadi Viral: Warung Jadi Sepi...
Selain itu, menurut Harsi, bahan pokok untuk membuat tengkleng, yaitu tulang atau balungan kambing dan sapi, harganya sudah mahal.
Lalu usaha membersihkan balungan dan memasaknya untuk menjadi tengkleng juga tak mudah.
"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.
Harsi telah berjualan tengkleng sejak 1990-an. Dirinya juga tak menyediakan daftar harga menu karena tak bisa baca tulis.
"Saya gak pernah sekolah. Saya tidak bisa baca tulis, sehingga saya tidak bisa membuat daftar menu," ujarnya.
Harsi mengaku hanya menawarkan olahan tengkleng sesuai permintaan pembeli dan baru menyebutkan harga menu tengkleng setelah pembeli akan membayar.
Baca juga: Warung Tengkleng Harsi Dianggap Mahal karena Pemilik Tak Tanyakan Pesanan Pelanggan
Dirinya juga mengaku tak memberi tahu pembeli soal harga tengkleng porsi besar. Namun dirinya tetap melayani pesanan pembeli, baik tengkleng porsi kecil atau besar.
"Saya berharap warung saya ramai lagi dan tidak viral karena mahal harganya," tambahnya.
Baca juga: Disebut Jual Tengkleng Terlalu Mahal, Harsi Mengaku Tak Buat Daftar Harga karena Tak Bisa Baca Tulis
Terkait kejadian itu, Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) berjanji akan membantu Harsi membuatkan daftar harga menu.
Lalu, Sudarsi akan mengajak Harsi untuk masuk menjadi anggota paguyuban.
Tujuannya agar dapat mengetahui informasi dan perkembangan terkait pedagang kaki lima.
"Beliau tidak pernah aktif di paguyuban. Jadi tidak tahu kalau ada perkembangan dari paguyuban," kata Darsi. Baca juga: Sepiring Rabeg Makanan Kecintaan Sultan
(Penulis: Labib Zamani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Solo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.