Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma dan Takut Tidur di Pengungsian, 20 Warga Terdampak Letusan Semeru Pilih Mengungsi hingga ke Blitar

Kompas.com - 07/12/2021, 14:50 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Menurut Slamet ada 20 orang yang ikut mengungsi ke Blitar.

20 puluh orang itu berasal dari 7 kepala keluarga (KK).

Sebanyak dua KK merupakan warga Dusun Curahkobokan, salah satu dusun terdekat dari puncak Semeru.

Sementara Dusun Kajarkuning berada persis di bawahnya.

Meski berbeda dusun, mereka masih memiliki hubungan kekerabatan.

Slamet mengatakan, mereka memutuskan tinggal sementara di rumah saudara di Blitar karena belum berpikir untuk sekadar melihat  kondisi rumah mereka pascaerupsi.

Baca juga: Kisah Bagong dan Handoko, Mengangkut Pasir Saat Gunung Semeru Meletus, Hanya Truknya yang Ditemukan

Trauma pada situasi hari pertama terjadinya letusan Gunung Semeru, kata dia, begitu kuat menghantui mereka terutama para perempuan dan anak-anak.

"Sekarang kami cukup tenang berada jauh dari dusun kami. Tadi malam kami dapat tidur lumayan pulas," ujarnya.

Trauma kembali ke rumah

Presiden Joko Widodo dan rombongan saat meninjau Jembatan Gladak Perak di Lumajang yang putus akibat aliran awan panas Gunung Semeru, Selasa (7/12/2021)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Presiden Joko Widodo dan rombongan saat meninjau Jembatan Gladak Perak di Lumajang yang putus akibat aliran awan panas Gunung Semeru, Selasa (7/12/2021)

Hal serupa disampaikan Lailatul Jannah (22) dan suaminya Rudi Slamet (24) yang mengungsi bersama satu anak mereka.

Menurut Laila, kebanyakan warga Dusun Kajarkuning dan Curahkobokan sudah tidak ingin kembali lagi ke rumah mereka.

"Tahun lalu pada bulan Desember juga terjadi erupsi Semeru, tapi memang tidak separah ini," ujar Laila.

Slamet yang sehari-hari bekerja sebagai kuli penambangan pasir di sungai aliran lahar Semeru itu tiba di Blitar bersama istrinya, Sumaiyah, dan kedua anaknya.

Baca juga: Cerita Korban Erupsi Semeru Mengais Barang-barang dari Rumah yang Tertimbun Abu Vulkanik

Trisna Syafii, adik dari Slamet yang merupakan pemilik rumah mengatakan, sementara ini 20 orang itu tidur di dua rumah, rumahnya dan rumah mertuanya, di Desa Gogodeso.

"Ya tidur seadanya di ruang tamu, di ruang dalam, juga di kamar-kamar. Alhamdulillah mereka tenang di sini," ujar Trisna.

Menurutnya, pihak Pemerintah Desa Gogodeso pun sudah datang untuk mendata warga pengungsi itu dan akan menyediakan kebutuhan makan mereka selama satu pekan ke depan.

"Pak Kades sudah sampaikan tadi, paling tidak selama satu minggu ke depan beras dan lauk pauk akan disediakan dari Kantor Desa," ujarnya.

Menurut Trisna, Pemerintah Desa Gogodeso juga sudah meminta bantuan tempat tidur bagi warga pengungsi itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com