Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Ini Ungkap Pertanda Erupsi Gunung Semeru, Salah Satunya Aliran Air Jadi Keruh

Kompas.com - 06/12/2021, 19:15 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Bagi warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, erupsi Gunung Semeru bisa diketahui dari sejumlah tanda alam.

Seorang warga, Marsid (50), mengungkapkan, salah satu pertanda erupsi Gunung Semeru ialah aliran air menjadi keruh.

“Semua air di daerah sini ini kotor semua. Setelah ada air kotor pasti turun lahar gitu. Dan hujan terus menerus. Warga sini sudah tahu (pertandanya)," ujarnya, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Warga Supit Urang Lumajang Sudah Perkirakan Erupsi Semeru, Ini Tandanya...

Marsid menjelaskan, perubahan warna air dikarenakan daerah hulu sudah tercemar abu letusan Gunung Semeru.

"Dari debu, jadi ke aliran air bisa kotor," ucap pria asal Dusun Sumbersari itu.

Warga lainnya, Ponidi (40), juga mengatakan hal yang sama. Sebelum aliran lahar lewat, air di dusunnya akan menjadi keruh.

"Sebelumnya air keruh," bebernya.

Baca juga: Kisah Relawan Temukan Jasad Ibu Menggendong Anak Saat Evakuasi Korban Erupsi Semeru

 

Pertanda lainnya

Kondisi Dusun Sumbersari, Kampung Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang rusah akibat diterjang awan panas guguran Gunung Semeru, Senin (6/12/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Kondisi Dusun Sumbersari, Kampung Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang rusah akibat diterjang awan panas guguran Gunung Semeru, Senin (6/12/2021).

Selain air berubah keruh, pertanda alam akan adanya erupsi Gunung Semeru bisa diperkirakan dari munculnya goresan putih di gunung.

Hal itu, kata Musid, biasanya terjadi empat hari sebelum erupsi.

"Jadi gunung itu tergores lava putih. Nunggu berapa hari lagi pasti terjadi lahar," tuturnya.

Baca juga: Ahli Bedah Plastik Dikirim untuk Tangani Korban Luka Bakar akibat Letusan Gunung Semeru

Jika fenomena itu muncul, warga akan waspada.

Ponidi menyampaikan, saat erupsi pada Sabtu (4/12/2021), warga di dusunnya sudah menyadari potensi bahaya itu. Warga kemudian mengevakuasi diri.

"Saya sempat melihat datangnya (awan panas). Waktu itu alirannya masih kecil. Kalau keluarga saya sudah mengungsi. Saya masih di sini melihat datangnya, tapi saya sedia motor buat kabur," terangnya.

Baca juga: Sore Mencekam di Desa Supiturang Lumajang Saat Diterjang Awan Panas Guguran Gunung Semeru

Meski telah berjaga-jaga secara mandiri sebelum erupsi, Ponidi menyebutkan bahwa warga tidak memperoleh peringatan dini untuk waspada.

"Kalau imbauan dari pemerintah harus waspada tidak ada, jadi waspada sendiri," imbuhya.

Marsid menuturkan, saat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu lalu, awan panas guguran meluncur cepat hingga akhirnya menerjang Dusun Sumbersari.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com