Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Pupuk Indonesia Optimalisasi Sisa Alokasi Pupuk Subsidi di Akhir Tahun

Kompas.com - 02/12/2021, 12:43 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki beberapa upaya mengoptimalisasi sisa alokasi pupuk subsidi di akhir 2021.

Sisa alokasi pupuk subsidi ini dimanfaatkan dalam musim tanam yang sedang berjalan.

Baca juga: 24.563 Petani di Situbondo Dapat Pupuk Urea Gratis, Masing-masing Terima 50 Kilogram

Hal ini disampaikan oleh SEVP Operasi Pemasaran Pupuk Indonesia, Gatoet G Noegroho dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penerapan Pupuk Berimbang bersama anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/1/2021).

Gatoet mengatakan, salah satu upaya mengoptimalisasi sisa pupuk subsidi adalah dengan cara pemupukan berimbang.

"Sebagaimana kita semua ketahui, Pupuk Indonesia sebagai holding BUMN Pupuk bersama anak-anak perusahaannya, mendapat amanah pemerintah untuk menyiapkan dan menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan penugasan pemerintah," kata Gatoet.

Ia menyebut, ada sejumlah tantangan dalam penyaluran pupuk subsidi, seperti alokasi yang ditetapkan masih kurang dari kebutuhan petani.

Di tengah alokasi tersebut, lanjut Gatoet, masih banyak petani yang menggunakan pupuk secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi.

Padahal, penggunaan pupuk sesuai rekomendasi bisa menjadi salah satu upaya dalam momen musim tanam. Pupuk Indonesia, membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar penyaluran pupuk bersubsidi dapat berjalan baik dan tepat sasaran.

Apalagi, dalam pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi, tidak luput dari berbagai tantangan dan kendala di lapangan.

"Ini menjadi tantangan di lapangan, adalah bagaimana kita dapat menyosialisasikan kepada petani mengenai tata cara pemupukan berimbang, agar pupuk yang dipakai lebih efisien, tidak boros, dan dapat mendorong hasil panen menjadi lebih baik," ujar Gatoet.

Adapun contoh rekomendasi pupuk berimbang untuk komoditas padi adalah 5:3:2 dengan rincian 500 kilogram pupuk organik, 300 kilogram pupuk NPK, dan 200 kilogram pupuk urea.

Gatoet berharap, melalui bimtek ini mendapat dukungan dari Komisi IV DPR untuk menyosialisasikan dan mencari solusi lain dalam mengoptimalkan penggunaan pupuk subsidi untuk mendukung musim tanam.

Pasalnya, masih banyak petani yang menganggap, semakin banyak pupuk khususnya urea maka tanaman yang dihasilkan semakin bagus.

Padahal, penggunaan pupuk urea yang semakin banyak membuat kondisi lahan atau tanah menjadi tidak sehat.

Kondisi tanah yang tidak sehat dikarenakan penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com