Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Punah, Populasi Elang Flores NTT Hanya Tersisa 100 Pasang

Kompas.com - 30/11/2021, 14:18 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Keberadaan elang flores di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam punah.

Populasinya saat ini hanya tersisa 100 pasang di alam liar.

Informasi itu disampaikan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang, Erwin, saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran program penelitian dan pengembangan adopsi sarang burung terancam punah elang flores yang digelar di Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, Selasa (30/11/2021).

Baca juga: Hanya Tersisa 10 Ekor Elang Flores di Kawasan Taman Nasional Kelimutu

Acara peluncuran itu dihadiri secara langsung maupun virtual, oleh sejumlah pejabat dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan, Bupati Ende Djafar H Achmad, Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede.

Kemudian, Dandim Ende Letkol Infanteri Nelson Paedo Marpaung, Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Hendrikus Rani Siga, Direktur AirNav Indonesia, serta sejumlah pejabat lainnya.

Erwin menuturkan, sejak tahun 2015, elang flores tercatat berada di wilayah Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende, bahkan membuat sarang dan berkembang biak.

Pada tahun 2019, beberapa masyarakat berinisiatif membentuk kelompok peduli elang flores atau disebut Jatabara.

Erwin menjelaskan, Jatabara dalam bahasa Ende Lio berarti elang besar berwarna putih.

Kelompok Jatabara difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Wolojita serta Balai Taman Nasional Kelimutu Ende.

Sejak saat itu, kata dia, pembinaan terhadap kelompok ini rutin dan menjadi bagian dari kelompok binaan Taman Nasional Kelimutu.

Baca juga: Anak Sekolah di Ibu Kota Flores Timur Masih Belajar Pakai Pelita, Begini Tanggapan PLN

Meski habitat elang flores di Hutan Otoseso, Wolojita, berada di luar kawasan Taman Nasional Kelimutu, tetapi pendampingan terus diberikan.

Mengingat Wolojita merupakan daerah penyangga kawasan taman nasional serta elang flores.

"Melihat adanya antusiasme dan dan partisipasi aktif masyarakat dalam usaha pelestarian elang flores, kami berinisiatif untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat pelestari elang flores dalam bentuk program kegiatan yang berdampak positif tidak hanya bagi elang flores sebagai satwa obyek, namun juga kepada komunitas," ujar Erwin.

Baca juga: Guru di Flores Timur yang Cabuli Siswinya Terancam 15 Tahun Penjara

Menurut Erwin, program adopsi sarang elang flores dijalankan oleh tim yang dikomandoi oleh Oki Hidayat, salah satu staf peneliti yang telah meneliti burung-burung yang ada di NTT selama 11 tahun.

Erwin menyebutkan, pada tahun 2021, satu anak elang flores telah menetas dan tumbuh sehat.

Berdasarkan laporan dari tim di lapangan lanjut dia, anak elang tersebut kini telah mampu berburu makanannya sendiri dan hidup mandiri.

"Ini merupakan sebuah pencapaian besar dan sangat berarti bagi peningkatan populasi jenis ini, yang diperkirakan saat ini hanya tersisa 100 pasang di alam," ungkap Erwin.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 29 November 2021

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesal kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria dengan Badik

Kesal kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria dengan Badik

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Desa di Purworejo Ini Terbangkan 'Drone' untuk Basmi Hama Wereng

Desa di Purworejo Ini Terbangkan "Drone" untuk Basmi Hama Wereng

Regional
Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Kamar Kos

Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Kamar Kos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com