Menurut Ongen, saat kegiatan itu berlangsung, panitia malah menyembunyikan beras bantuan para donator itu dan tidak membagikan ke warga desa setempat untuk persiapan menyambut saudara mereka dari desa lain.
“Jadi saat ada yang tahu berasnya di sembunyikan di kantor desa, warga langsung ke sana dan mengeluarkan semua beras lalu menumpahkan di jalan. Ini karena kesal ya, masa beras itu untuk warga tapi disembunyikan, ” ujarnya.
Warga lainnya, Cres Latuny, mengaku terpaksa membuang beras itu ke jalan lantaran tidak dibagikan pihak panitia sebelum acara adat itu berlangsung.
Baca juga: Jeritan Petani Sawit di Riau 3 Bulan Tak Digaji: Utang Buat Beli Beras Sudah di Mana-mana
“Itu beras diberikan donatur untuk dibagikan buat kita agar pelayanan kepada basudara (saudara) kita yang datang dari tiga dapat kita layani dengan baik, tapi malah beras itu disembunyikan,” kesalnya.
Terkait kejadian itu, Kepala Desa Waraloin dan panitia panas pela yang dikonfirmasi Kompas.com belum merespons.
Untuk diketahui kegiatan panas pela Yapio Patai antara Desa Waraloin dan tiga desa bersaudara yakni Rambatu, Manusa dan Rumberu dibuka oleh Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno pada Jumat (26/11/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.