PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan petani sawit berkumpul di Balai Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Minggu (7/11/2021) siang.
Mereka yang tergabung dalam Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) di desa itu, dirundung masalah upah yang tak kunjung diterima.
Menurut para petani sawit, mereka sudah tiga bulan tidak bekerja di lahan perkebunan sawit seluas 1.650 hektar itu.
Baca juga: Cerita Petani 3 Bulan Tak Digaji karena Ketua Koperasi Jadi Tersangka
Mereka tidak mau bekerja karena gajinya tak kunjung dibayar oleh pihak pengurus koperasi.
Sementara Ketua Kopsa-M, berinisial AH menghilang setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Kampar atas dugaan kasus penyerangan rumah karyawan PT Langgam Harmoni.
Petani kini menunggu kedatangan AH untuk menyelesaikan gaji ratusan petani dan juga pekerja buruh koperasi.
Baca juga: Oknum Dosen sekaligus Ketua Koperasi Jadi Tersangka Kasus Perusakan dan Pengusiran
Salah seorang petani sawit, Keri (37) mengaku utangnya sudah menumpuk selama tidak mendapat gaji.
"Utang buat beli beras sudah di mana-mana," akui Keri saat diwawancarai Kompas.com, Minggu.
"Kami sekarang sudah tak ada yang mau ngasih utang lagi, karena sudah banyak. Kami sangat sedih," timpal Yeserman petani lainnya.
Menurut mereka berdua, siapa pun yang mengurus Kopsa-M, meminta gaji petani dibayarkan.
"Siapa pun yang ngurus, tolong upah kami dibayar. Ini sudah tiga bulan tak dibayar," ucap Keri.
Ia tak menyebut berapa total utangnya. Namun, upah yang akan diterima diperkirakan terbatas untuk membayar utang yang dimiliki.
"Kalau nanti terima upah, paling pas untuk bayar utang," kata Keri.
Pada kesempatan tersebut, para petani juga membuat surat terbuka untuk pengurusan Kopsa-M periode 2016-2021 yang meminta ketua koperasi, AH, menyelesaikan upah para petani sawit dan pekerja buruh.