Keinginan ini mendapat sambutan positif dari GKJW Malang.
Proses penerjemahan dibantu oleh warga Madura.
Selain itu, peran lain dalam proses ini juga dilakukan oleh seorang Katolik bernama Cicilia Jeane d’Arc Hasaniah Waluyo pada tahun 1982.
Dia merupakan guru bahasa Inggris asal Kabupaten Pamekasan.
Setelah bersusah payah melakukan proses penterjemahan, kitab ini kemudian diserahkan pada Lembaga ALkitab Indonesia (LAI).
Kemudian mendapat restu dari LAI agar dicetak sebanyak 3.000 eksemplar.
Keterbatasan dana gereja untuk mencetak kitab ini mendapat dukungan dari sekelompok penginjil di Jerman yang tergabung dalam VEM.
Mereka membantu pencetakan kitab berbahasa Madura hingga 5.000 eksemplar.
Tak heran, hampir semua umat nasrani di Sumberjambe memiliki kitab injil berbahasa Madura itu.
Mereka menyimpan dengan rapi kitab itu. Kemudian dibawa ketika hendak melaksanakan ibadah di gereja.
Baca juga: 1.079 Peserta CPNS Jember Lolos SKD, Lanjut Tes SKB Akhir November
Alfisyah Nurhayati, Dosen Antropologi UIN KHAS Jember menambahkan, toleransi yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun itu patut diapresiasi.
“Itu bagian bentuk kongkret toleransi, karena tak hanya soal agama. Tapi juga juga konstruksi etnis,” tambah dia.
Selama ini, kata dia, ada stigma bahwa orang Madura itu harus Islam.
Namun, yang terjadi di kawasan Jember Utara berbeda. Ada sebagian warga Madura yang menganut agama Kristen.
“Itu menjadi kelebihan dan keterbukaan orang Madura pada agama lain,”tambah dia.
Dia menilai warga Madura di kawasan Jember Utara sudah mempraktikkan hidup toleran dan beragam.
Mereka tak lagi mempersoalkan perbedaan agama. Namun berpegang pada kekerabatan atau persaudaraan.
“Ini bagian konstrusi kekerabatan Madura, tetap bersaudara, tapi memiliki kebebebasan memeluk agama,” jelas dia. Mereka memahami yang menyatukan mereka adalah budaya. Hal itu menjadi kunci sehinga sikap toleran terus terjaga.
Selain itu, Itu juga ada campur tangan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Mereka terus menggelorakan nilai perdamaian di tengah kehidupan warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.