GKJW Sumberjambe merupakan gereja utama di kawasan Jember Utara.
Ada dua gereja lain yang berada dibawah naungan GKJW Sumberjambe. Yakni satu gereja di Desa Slateng Ledokombo dan satu lagi di Desa Sumberjambe.
GKJW Sumberjambe merupakan bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh.
Gereja ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1882
Gereja yang berdiri di tengah masyarakat suku Madura dibangun oleh pendeta Dr.Julius Petrus Esser, seorang dokter berkebangsaan Belanda.
Baca juga: 2 Bulan Kuliah Tatap Muka di Universitas Jember, Jumlah Mahasiswa ke Kampus Bakal Ditambah
Adapun kitab injil berbahasa Madura dipegang oleh umat Kristiani itu bukan yang pertama, namun sudah dicetak ulang berkali-kali.
Hanya saja, sejarah kitab ini memiliki perjalanan yang panjang.
“Kitab ini dibaca ketika jemaat melaksanakan ibadah pada hari Minggu,” tutur Suratmo.
Pembacaannya dilakukan secara bergantian. Pada Minggu pertama, memakai bahasa Madura, minggu kedua bahasa Indonesia, begitu seterusnya.
“Dulu ada kitab dengan bahasa Jawa, Batak dan Inggris, namun sudah rusak tersisa,” ucap dia.
Suratmo menjelaskan Kitab Injil berbahasa Madura itu diterjemahkan oleh pendeta Dr. Julius Petrus Esser.
Awalnya hanya bagian injil dan kisah para rasul. Kemudian diterbitkan dalam huruf jawa oleh The Nethgerlands bible society pada tahun 1890
Penerjemahan kitab injil terus dilakukan hingga Esser meninggalkan Desa Sumberpakem.
Hal itu setelah adanya kesepakatan antara umat nasrani di daerah Sumberjambe untuk menterjemahkan kitab Injil ke bahasa Madura.
Baca juga: Urus Adminduk di Jember Belum Wajib Vaksin, Ini Alasannya