Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Elegi Nestapa dari Sintang dan Lembata

Kompas.com - 20/11/2021, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kisah serupa dari Sintang

Banjir besar akibat luapan Sungai Melawi dan Sungai Kapuas yang menerjang 175 desa, 16 kelurahan, dan 12 kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, hingga sebulan terakhir ini belum memperlihatkan tanda-tanda surut.

Sebanyak 26.107 jiwa masih tinggal di pos-pos pengungsian. Dari kesaksian banyak warga, banjir di Sintang kali ini menjadi yang terbesar sejak 40 tahun terakhir.

Sejak 25 Oktober 2021 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah yang terdampak banjir.

Padahal, sebelum banjir, kegembiraan siswa-siswi sekolah tengah membuncah usai lama belajar di rumah saja selama pandemi berlangsung.

Begitu banjir datang pembelajaran kembali dilakukan secara daring hingga kondisi banjir surut dan akses transportasi lancar kembali.

Di beberapa daerah di Sintang seperti di jalan provinsi menuju perbatasan Sintang–Malaysia, ketinggian air bahkan mencapai 2 meter (Pontianak.tribunnews.com, 18 November 2021).

Kendala yang ditemui anak-anak korban banjir selama di pengungsian adalah masih putusnya jaringan listrik sehingga akses internet juga berhenti total.

Para pelajar mengalami kesulitan untuk belajar daring apalagi di daerah pekuburan yang dijadikan lokasi penampungan korban banjir.

Warga Kelurahan Ulak Jaya, Kecamatan Sintang, misalnya, bergotong royong membangun dapur umum hingga menyediakan pembangkit listrik tenaga diesel sebagai pengganti jaringan listrik PLN yang sudah berhenti.

Rumah-rumah yang tidak terendam banjir dijadikan tempat pengungsian. Pekuburan dijadikan dapur umum dan tempat belajar anak-anak pengungsi.

Sudah sekitar satu bulan mereka belum bisa kembali ke rumah. Kejenuhan di tempat pengungsian menjadi persoalan psikologis yang kerap dialami anak-anak sekolah.

Ketiadaan akses internet menjadikan anak-anak “gabut” atau cepat bosan karena tidak dapat mengikuti pelajaran sekolah dan bermain.

Saya hanya membatin, andai mobil pusat layanan internet kecamatan (MPLIK) yang pernah diluncurkan di era pemerintahan SBY dengan Menteri Komunikasi dan Informasi-nya Tifatul Sembiring masih berjalan, tentu kondisi “kegabutan” anak-anak usia sekolah di tempat-tempat pengungsian bisa teratasi.

Sayangnya, rongsokan MPLIK di berbagai daerah menjadi prasasti kegagalan sebuah rezim tanpa ada yang bertanggungjawab.

MPLIK yang diluncurkan pada 2010 dan mulai beroperasi 2011 ditujukan untuk membuka akses layanan internet dan telepon pada masyarakat di daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan. Penyelenggaraannya bertumpu pada dana universal service obligation (USO).

Sejak 31 Desember 2014, ratusan MPLK teronggok menjadi barang rongsok di berbagai daerah karena persoalan utang antara kementerian komunikasi dengan pelaksana proyek dan vendor penyediaan mobil.

Hingga sekarang, penuntasan kasus sengketa tersebut di Badan Arbitrase Nasional masih belum terdengar kabarnya lagi (Kompas.com, 23/05/2016).

Baca juga: Puluhan Mobil Internet Kecamatan Terbengkalai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Muara Sungai Asemdoyong Pemalang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Pilkada 2024, KPU Kabupaten Semarang Waspadai Dukungan Fiktif Calon Perseorangan

Regional
Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik Pompa Air

Regional
BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

BRIN Ungkap soal Rencana Penelitian Menhir di Sumbar

Regional
Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com