Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Petani Mengamuk dan Rusak Kantor Bupati Bima gara-gara Harga Bawang Merah Anjlok

Kompas.com - 18/11/2021, 14:43 WIB
Syarifudin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com- Ratusan warga dan petani mengamuk hingga merusak kantor Bupati Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (18/11/2021).

Aksi ini merupakan buntut kekecewaan mereka lantaran anjloknya harga bawang merah.

Baca juga: Kasus Pembangunan Dermaga Tanpa Izin, Wakil Wali Kota Bima Divonis 1 Tahun Penjara

Bermula demonstrasi

Awalnya, ratusan petani tersebut menggelar demonstrasi damai di depan Kantor Bupati Bima.

Aparat Polres Bima tampak melakukan pengamanan sejak Kamis pagi.

Tak lama kemudian, massa tiba-tiba menjadi anarkistis. Mereka menerobos blokade polisi yang berjaga.

Ratusan orang ini spontan merusak pos jaga setelah tidak ada pejabat yang menemui massa.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Penyandang Disabilitas yang Jadi Korban Rudapaksa di Bima Dapat Perlindungan

Lempari kaca dengan batu

Aksi massa pun tidak terbendung. Sekitar pukul 12.00 WITA, massa melakukan perusakan di kantor Bupati Bima.

Beberapa kaca ruangan pun tampak pecah dilempari batu hingga berserakan di lantai.

Salah satu demonstran, Karaen yang ditemui Kompas.com mengaku, harga jual bawang merah saat ini dengan kisaran Rp 5.000 per 1 kilogram.

Padahal sebelumnya, kata dia, harga jualnya cukup tinggi yakni diatas angka Rp 15.000 per 1 kilogram.

“Sebelumnya kisaran harganya antara Rp 1,3 juta sampai dengan 1,5 juta per 100 kilogram. Tapi sekarang merosot tajam, bahkan cenderung turun drastis," kata Karaen.

Baca juga: Gubernur NTB Sebut Sirkuit Mandalika Berpeluang Jadi Lokasi Balapan F1

 

Ilustrasi bawang merah. Unsplash/Paul Madgas Ilustrasi bawang merah.
Petani merugi

Dengan harga itu, lanjut Karaen, bisa dipastikan petani merugi.

Padahal petani harus mengeluarkan modal besar untuk pembelian bibit, pupuk, dan pestisida yang harganya terus merangkak naik.

"Petani jelas merugi, untuk biaya operasional saja mungkin enggak balik. Bayangkan bibit, pupuk termasuk biaya perawatan lainnya, semua mahal. Harganya terus naik, tak sebanding dengan hasil panen," ujarnya.

Ia menyebutkan, terjunnya harga bawang merah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka pun khawatir jika tidak ada campur tangan dari pemerintah untuk menyetabilkan harga, petani bakal semakin terjerembab kedalam kerugian yang lebih parah.

"Makanya kita turun demo sekarang, menuntut dukungan pemerintah biar harga dari petani bisa normal, sehingga produksi kita maksimal," tuturnya

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 17 November 2021

Pantauan Kompas.com, hingga 14.30 WITA ratusan petani bawang masih berada di kantor bupati sambil menungu ada pejabat berwenang yang mau menerima mereka.

Dalam aksinya, tampak petani ini melakukan aksi protes sambil merusak kantor bupati.

Kaca-kaca di kantor itu pun pecah akibat dilempari para pengunjuk rasa.

Pos penjagaan pun juga tak luput dari sasaran amukan masa.

Arus lalu lintas di depan kantor bupati juga lumpuh total akibat diblokade massa hingga terjadi kemacetan panjang.

Sementara Kapolres Bima bersama ratusan anggotanya tampak berjaga-jaga mengamankan suasana.

Tak lama kemudian, Wakil Bupati Bima, Dahlan M Noer datang menemui massa aksi.

Mereka pun akhirnya diajak berdialog mencari solusi terkait harga bawang merah yang dikeluhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Puslabfor Olah TKP Gudang BBM Terbakar, Temukan Mobil Tanki Dimodifikasi

Regional
Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian Baru, Gibran: Masih Dibahas, Digodok Lagi

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Longsor di Sitinjau Lauik, Jalan Padang-Solok Ditutup

Regional
Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Truk Pengangkut Pertalite Terguling dan Terbakar di Bangka Tengah

Regional
Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Pelaku Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Kenal Korban Lewat MiChat

Regional
Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Incar Nasabah Bank, Pencuri Bermodus Gembos Ban di Serang Banten Ditangkap

Regional
Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Regional
TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

TNI Pergoki Penyelundup Pakaian Rombengan Impor di Pulau Sebatik, 4 Pelaku Kabur ke Malaysia

Regional
Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Nakhoda Kapal Pembawa Pengungsi Rohingya ke Aceh Dituntut 7 Tahun Penjara

Regional
Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Pesisir Selatan Sumbar Dilanda Banjir, 1 Jembatan Ambruk dan Ratusan Rumah Terendam

Regional
Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, 1.695 Rumah di OKU Terendam Banjir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com