Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Lewat Fungsi Ekologis di KUB, Kang Emil Berkomitmen Perbaiki Lingkungan Hidup di Jabar

Kompas.com - 18/11/2021, 13:11 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Strategi dan pencapaian itu diklaim membawa Citarum bisa dipresentasikan dan mendapatkan apresiasi di ajang COP26 Glasgow awal November 2021.

Baca juga: Hadiri KTT COP26, Ridwan Kamil Sebut Citarum Bukan Lagi Sungai Terkotor di Dunia

“Untuk mengelola 300 kilometer (km) DAS Citarum, 18 juta penduduk di sekitar DAS Citarum, kami membuat command center menggunakan digital,” kata Kang Emil.

Pembuatan untuk command center tersebut, lanjut dia, berfungsi untuk memantau pencemaran, memonitor keamanan, memonitor data dan mengambil keputusan.

Capaian perbaikan lingkungan lainnya

Selain keberhasilan Sungai Citarum, Kang Emil mengatakan, Jabar juga menjadi satu-satunya provinsi yang melahirkan inovasi eco village, yaitu desa-desa yang memegang teguh pelestarian lingkungan hidup.

Jumlah ecovillage saat ini diketahui sudah mencapai 377 dan akan menjadi budaya jangka panjang yang diterapkan di seluruh desa di Jabar.

Baca juga: Gus Halim Berharap Desa Tanggap Perubahan Iklim Dapat Antisipasi Dampak Bencana

Tak hanya itu, Kang Emil mengaku, pihaknya juga berhasil melampaui target keragaman hayati lewat program Taman Hayati dengan target 217 hektar (ha) dan kini sudah mencapai 238 ha.

Alhamdulillah program Taman Hayati naik 110 persen menjadi 38 ha,” ujarnya.

Meski demikian, Kang Emil menyatakan, pihaknya sempat berhadapan dengan isu lahan kritis.

Guna mengatasi isu lahan kritis, Pemprov Jabar melakukan upaya reforestasi dengan menargetkan penanaman 50 juta pohon dalam lima tahun.

Baca juga: Respons Banjir Bandang Kota Batu, BNPB: Akan Dilakukan Susur Sungai hingga Penanaman Pohon

“Rupanya program ini berjalan progresif, karena dalam tiga tahun sudah bisa menanam pohon sebanyak 40,6 juta atau 80 persen dari target,” ujar Kang Emil.

Program tersebut, imbuh dia, akan diakselerasi menggunakan kampanye digital, yaitu memberi kesempatan kepada warga Jabar yang ingin menyumbang pohon untuk mendaftar ke situs Simantri Bibit. Hal ini juga dilakukan dengan kesadaran warga yang ingin menanam sendiri.

“Di Simantri Bibit, warga bisa membeli bibit dan tinggal membayar secara digital. Nanti tim dari kami akan menanam dan melaporkan lokasi pohon itu ditanam di mana. Kalau menanam sendiri bisa melaporkan di aplikasi E-tanam,” ujar Kang Emil.

Untuk urusan daur ulang sampah plastik, ia menjelaskan, Jabar juga memiliki inovasi lewat fasilitas mengubah plastik menjadi plastik lewat pendekatan sirkular ekonomi.

Baca juga: Anak-anak di Jombang Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Alat Kampanye Prokes

Bahkan, fasilitas tersebut ikut dimanfaatkan oleh Provinsi Bali dan Sulawesi. Kang Emil berharap, fasilitas daur ulang sampah plastik dapat terbangun di seluruh provinsi di Indonesia.

“Sehingga Indonesia tidak lagi disebut the second biggest polluter of plastic to ocean di dunia setelah China. Kita akan buktikan minimal Jabar dapat berkontribusi mengurangi sampah plastik,” katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com