Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngayogjazz 2021 Digelar di Sleman, Pengunjung Dibatasi 1.000 Orang

Kompas.com - 15/11/2021, 21:55 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Perhelatan Ngayogjazz kembali digelar di Yogyakarta. Pada tahun 2021 ini, Ngayogjazz digelar di Dusun Karang Tanjung, Desa Pandowoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Seperti  tahuh-tahun sebelumnya, pada penyelenggaraan 2021 ini Ngayogjazz memunculkan tagline yang "nyeleneh".

Tahun ini tagline yang dipilih terinspirasi dari falsafah Jawa " Tetep Eling Lan Waspada".

Baca juga: Satu Siswa SD di Kota Yogyakarta Tertular Covid-19 Klaster Takziah Bantul

Filosofi tersebut dimodifikasi menjadi "Tetep Ngejazz Lan Waspada".

Tema ini dipilih sebagai upaya Ngayogjazz untuk menghadapi tantangan yang ada dalam kondisi pandemi dengan harapan kondisi pandemi berangsur membaik.

"Ini benar-benar membanggakan hati saya karena bagaimana pun kalau sejarah Ngayogjazz saya mau enggak mau selalu ingat atas perjuangan, kegigihan dari pencetus, ide, motor penggerak Ngayogjazz almarhum adik saya Djaduk Feriyanto yang sudah mendahului kita,"  ujar Butet Kartaredjasa dalam jumpa pers, Senin (15/11/2021).

Butet Kartaredjasa menyampaikan rasa senang api semangat Djaduk Feriyanto masih berkelanjutan dan diteruskan oleh orang-orang yang berada di dalam gerakan kebudayaan Ngayogjazz.

Ngayogjazz, lanjut Butet, bukanlah sekedar pertunjukan. Butet mengistilahkan Ngayogjazz adalah sebuah gerakan kebudayaan.

"Lebih kompleks lagi, jazz itu semacam kemasan, semacam casing karena kebetulan para penggiatnya itu senang musik dan ingin memasyarakatkan jazz sedemikian rupa sesuai kultur kita Indonesia terutama kultur Jawa," jelasnya.

Butet mengistilahkan Ngayogjazz sebagai gerakan kebudayaan bukanlah tanpa data.  Fakta historis Ngayogjazz dalam setiap penyelenggaraanya mempunyai ciri khas dari tema-tema yang di usung.

"Fakta historisnya kalau kawan-kawan mencoba merunut judul-judul, tema-tema yang merupakan plesetan dari ungkapan-ungkapan Jawa. Itu jelas sekali semangatnya adalah semangat kebudayaan," ungkapnya.

Baca juga: Klaster Covid-19 dari Sedayu Bantul Meluas ke Kota Yogyakarta

Kedua, Butet mengungkapkan, di setiap penyelenggaraannya, Ngayogjazz tidak pernah menjual tiket. Hal ini berbeda dengan panggung-panggung jazz pada umumnya.

"Dan itu sebabnya saya senang sekali, karena kesadaran budaya inilah kita melihat bagaimana dunia industri dan juga pemerintah memberikan perhatian dan support. Artinya masih ada pihak-pihak industri yang punya kesadaran budaya untuk merawat budaya ini," ungkapnya.

Selain itu, Ngayogjazz memilih hadir di desa-desa. Kesenian-kesenian tradisional yang ada di desa tersebut pun juga dihadirkan bersama jazz.

Sehingga menghadirkan jazz menjadi bukan sebuah performance yang elitis.

"Mereka bisa dekat, bisa menikmati jazz, oh seperti ini jazz. Saat persiapan kawan-kawan di Ngayogjazz ini membangun kesadaran dari masyarakat untuk bergotong-royong, ini nilai penting. Itu sebabnya saya menyebut sebagai gerakan kebudayaan," urainya.

Ngayogjazz akan digelar pada Sabtu Kliwon 20 November 2021. Ngayogjazz tahun ini akan digelar secara hybrid (daring dan luring).

Pertunjukan para musisi jazz dapat dinikmati daring melalui website www.ngayogjazz.com

Bagi masyarakat yang ingin menonton langsung di lokasi harus membeli paket produk UMKM Desa Karang Tanjung seharga Rp 50.000 per orang di aplikasi visitingjogja.

Selain berisi produk UMKM, paket yang tersedia dalam jumlah terbatas ini sudah termasuk voucer makan minum di lokasi dan biaya parkir pengunjung.

Penonton yang ingin menikmati Ngayogjazz secara langsung harus memenuhi beberapa syarat seperti berusia di atas 12 tahun, sehat jasmani dan rohani, telah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.

Pada tahun ini penonton yang ingin menikmati secara langsung dibatasi 1.000 orang.

Berbeda dengan sebelumnya pada tahun ini Ngayogjazz menghadirkan tiga panggung yakni Panggung Bergas, Panggung Waras dan Panggung Saras.

Nama-nama panggung tersebut adalah bentuk doa agar di tengah situasi pandemi saat ini tetap diberikan kesehatan.

Ngayogjazz 2021 akan menampilkan sejumlah musisi seperti Krakatau Ethno, Balawan & Brayat Endah Laras, Nita Aartsen & JogjaC Team (Mike Del Ferro, Alexander, Olaf Keus, Kuba Skowronski), Kua Etnika & Peni Candra Rini, Frau, Peemai (Perancis), Papua Original, Mario Zwinkle and Joyosudarmos, Noto dan Swingayogya, dan  komunitas jazz se-Nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com