Salin Artikel

Ngayogjazz 2021 Digelar di Sleman, Pengunjung Dibatasi 1.000 Orang

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Perhelatan Ngayogjazz kembali digelar di Yogyakarta. Pada tahun 2021 ini, Ngayogjazz digelar di Dusun Karang Tanjung, Desa Pandowoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Seperti  tahuh-tahun sebelumnya, pada penyelenggaraan 2021 ini Ngayogjazz memunculkan tagline yang "nyeleneh".

Tahun ini tagline yang dipilih terinspirasi dari falsafah Jawa " Tetep Eling Lan Waspada".

Filosofi tersebut dimodifikasi menjadi "Tetep Ngejazz Lan Waspada".

Tema ini dipilih sebagai upaya Ngayogjazz untuk menghadapi tantangan yang ada dalam kondisi pandemi dengan harapan kondisi pandemi berangsur membaik.

"Ini benar-benar membanggakan hati saya karena bagaimana pun kalau sejarah Ngayogjazz saya mau enggak mau selalu ingat atas perjuangan, kegigihan dari pencetus, ide, motor penggerak Ngayogjazz almarhum adik saya Djaduk Feriyanto yang sudah mendahului kita,"  ujar Butet Kartaredjasa dalam jumpa pers, Senin (15/11/2021).

Butet Kartaredjasa menyampaikan rasa senang api semangat Djaduk Feriyanto masih berkelanjutan dan diteruskan oleh orang-orang yang berada di dalam gerakan kebudayaan Ngayogjazz.

Ngayogjazz, lanjut Butet, bukanlah sekedar pertunjukan. Butet mengistilahkan Ngayogjazz adalah sebuah gerakan kebudayaan.

"Lebih kompleks lagi, jazz itu semacam kemasan, semacam casing karena kebetulan para penggiatnya itu senang musik dan ingin memasyarakatkan jazz sedemikian rupa sesuai kultur kita Indonesia terutama kultur Jawa," jelasnya.

Butet mengistilahkan Ngayogjazz sebagai gerakan kebudayaan bukanlah tanpa data.  Fakta historis Ngayogjazz dalam setiap penyelenggaraanya mempunyai ciri khas dari tema-tema yang di usung.

"Fakta historisnya kalau kawan-kawan mencoba merunut judul-judul, tema-tema yang merupakan plesetan dari ungkapan-ungkapan Jawa. Itu jelas sekali semangatnya adalah semangat kebudayaan," ungkapnya.

Kedua, Butet mengungkapkan, di setiap penyelenggaraannya, Ngayogjazz tidak pernah menjual tiket. Hal ini berbeda dengan panggung-panggung jazz pada umumnya.

"Dan itu sebabnya saya senang sekali, karena kesadaran budaya inilah kita melihat bagaimana dunia industri dan juga pemerintah memberikan perhatian dan support. Artinya masih ada pihak-pihak industri yang punya kesadaran budaya untuk merawat budaya ini," ungkapnya.

Selain itu, Ngayogjazz memilih hadir di desa-desa. Kesenian-kesenian tradisional yang ada di desa tersebut pun juga dihadirkan bersama jazz.

Sehingga menghadirkan jazz menjadi bukan sebuah performance yang elitis.

"Mereka bisa dekat, bisa menikmati jazz, oh seperti ini jazz. Saat persiapan kawan-kawan di Ngayogjazz ini membangun kesadaran dari masyarakat untuk bergotong-royong, ini nilai penting. Itu sebabnya saya menyebut sebagai gerakan kebudayaan," urainya.

Ngayogjazz akan digelar pada Sabtu Kliwon 20 November 2021. Ngayogjazz tahun ini akan digelar secara hybrid (daring dan luring).

Pertunjukan para musisi jazz dapat dinikmati daring melalui website www.ngayogjazz.com

Bagi masyarakat yang ingin menonton langsung di lokasi harus membeli paket produk UMKM Desa Karang Tanjung seharga Rp 50.000 per orang di aplikasi visitingjogja.

Selain berisi produk UMKM, paket yang tersedia dalam jumlah terbatas ini sudah termasuk voucer makan minum di lokasi dan biaya parkir pengunjung.

Penonton yang ingin menikmati Ngayogjazz secara langsung harus memenuhi beberapa syarat seperti berusia di atas 12 tahun, sehat jasmani dan rohani, telah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap.

Pada tahun ini penonton yang ingin menikmati secara langsung dibatasi 1.000 orang.

Berbeda dengan sebelumnya pada tahun ini Ngayogjazz menghadirkan tiga panggung yakni Panggung Bergas, Panggung Waras dan Panggung Saras.

Nama-nama panggung tersebut adalah bentuk doa agar di tengah situasi pandemi saat ini tetap diberikan kesehatan.

Ngayogjazz 2021 akan menampilkan sejumlah musisi seperti Krakatau Ethno, Balawan & Brayat Endah Laras, Nita Aartsen & JogjaC Team (Mike Del Ferro, Alexander, Olaf Keus, Kuba Skowronski), Kua Etnika & Peni Candra Rini, Frau, Peemai (Perancis), Papua Original, Mario Zwinkle and Joyosudarmos, Noto dan Swingayogya, dan  komunitas jazz se-Nusantara.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/15/215557078/ngayogjazz-2021-digelar-di-sleman-pengunjung-dibatasi-1000-orang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke