Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Adat Mentawai Bertahan dari Pandemi dan Kesulitan Uang untuk Sekolah: Hidup Sekarang Lebih Sulit

Kompas.com - 14/11/2021, 08:38 WIB
Rachmawati

Editor

Sebagian warga, kata Aman Lepon, mengaku kehilangan indera penciuman beberapa waktu lalu. Tapi gejala ini dianggap biasa.

Pasalnya, setiap tahun saat pohon buah-buahan mulai berbunga, selalu ada warga yang terserang penyakit ringan seperti flu, sakit perut, dan kehilangan penciuman.

"Ada obatnya dari ramuan tumbuhan obat sikerei," kata Aman Lepon.

Steven De Nachs, dokter di Puskesmas Sarereiket yang menangani wilayah Desa Madobag dan Desa Matotonan mengatakan, kasus Covid-19 di wilayahnya cukup rendah dibandingkan daerah sekitarnya.

Baca juga: Mahasiswa STT Obaja Jakarta Ditemukan Tewas Gantung Diri di Mentawai, Ini Penjelasan Polisi

Ia menduga itu terjadi karena penduduk jarang bepergian keluar kampung.

"Mereka lebih sering bekerja ke ladang atau ke hutan. Sakit yang paling banyak karena akibat pekerjaan, seperti sakit pinggang dan punggung," ujarnya.

Kasus pertama Covid-19 di wilayah Sarereiket menimpa seorang guru dari Madobag yang dinyatakan positif pada Januari 2021.

Ia terdeteksi saat mengikuti tes rapid antigen di Muara Siberut untuk persiapan pembelajaran tatap muka. Saat itu sepuluh guru dinyatakan positif Covid.

Baca juga: Mahasiswa Jakarta Bunuh Diri di Mentawai, Diduga Malu Orangtuanya Tak Pernah Beribadah

Aman Goddai mengumpulkan bahan untuk membuat ramuan.FEBRIANTI Aman Goddai mengumpulkan bahan untuk membuat ramuan.
Pada Agustus 2021, tiga warga Matotonan juga positif Covid-19. Satu tenaga kesehatan dan dua lagi tetangganya.

Ketiganya melakukan isolasi mandiri dan sudah sembuh. Dua kasus lainnya adalah warga Madobag yang diketahui positif ketika berobat ke RSUD Tuapeijat.

"Sejak September 2021 di Sarereiket sudah nol kasus sampai sekarang, vaksinasi terus dilakukan terutama kepada pelajar yang hampir 100 persen sudah divaksin," kata dr Steven De Nachs.

Ia juga mengatakan, stok vaksin Covid untuk Puskesmas Sarereiket berlebih karena banyak warga yang tidak mau divaksin. Rata-rata alasan mereka takut disuntik.

Baca juga: Sebuah Pulau di Mentawai Diduga Dijual Dalam Situs Jual Beli

Menurut Steven, masih banyak warga yang tidak menganggap Covid-19 berbahaya. Apalagi gejala-gejala Covid-19, termasuk hilangnya penciuman, merupakan gejala yang biasa dialami warga menjelang musim buah.

Pemerintah Daerah Kepulauan Mentawai sampai saat ini masih memberlakukan aturan yang ketat kepada penumpang kapal yang masuk ke Kepulauan Mentawai.

Selain harus mengantongi surat vaksinasi, penumpang juga harus memiliki surat hasil pemeriksaan rapid tes antigen negatif.

Baca juga: Kepulauan Mentawai Jadi Satu-satunya Zona Hijau di Sumbar

Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Mentawai Lahmuddin Siregar mengatakan kasus Covid-19 di Mentawai sudah menurun.

Total kasus terkonfirmasi Covid19 di Kepulauan Mentawai sebanyak 1.968 orang, dengan dua orang warga Pulau Sipora meninggal dunia.

Aman Goddai sendiri mengaku takut dengan virus corona. Karena itulah ia tidak pernah keluar dari kampungnya.

Anak-anaknya yang sekolah sudah divaksin, namun dia dan istrinya belum divaksin karena takut disuntik.

"Saya ingin pandemi ini cepat berakhir agar kita bisa bertemu banyak orang, bisa bersalaman lagi dan tidak takut lagi berbicara dari dekat karena ada penyakit ini," ujarnya.

Wartawan di Padang, Febrianti, berkontribusi untuk artikel ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com