Menurut Tatang, kamar khusus penyandang disabilitas itu masih kosong sampai saat ini.
"Jadi kamar itu dilengkapi pegangan tangan, kamar mandi khusus juga dengan pegangan tangan, dan WC duduk," ujarnya.
Menurut Tatang, terdapat 66 usia 15-19 tahun atau 16,5 persen saja dari total kapasitas daya tampung sebanyak 400 penghuni.
Baca juga: Sosok Jenderal Andika Perkasa di Mata Keluarga di Blitar, Tetap Supel dan Sederhana meski Berpangkat
Menurut Tatang, kasus-kasus pidana yang mengantarkan 66 anak itu ke Lapas Anak Blitar berurutan dari yang paling banyak adalah kasus perlindungan anak, pencurian, narkoba dan pembunuhan.
Dilihat dari asal anak, ujarnya, Kota Surabaya mendominasi, disusul Kota Malang, Pulau Madura, Kota Mojokerto, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.