BLITAR, KOMPAS.com - Wakil Menteri Hukum dan HAM Eddy Hiariej mengaku terkesan dengan kebersihan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Blitar.
Eddy menyampaikan pujian itu setelah mengunjungi satu-satunya lapas anak di Jawa Timur yang terletak di Jalan Bali, Kota Blitar, Kamis (4/11/2021).
"Saya tadi surprised mengunjungi lapas anak Blitar. Lapasnya sangat bersih, sangat manusiawi," ujar Eddy usai berziarah ke Makam Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kamis.
Eddy mengatakan, lapas anak merupakan tempat bagi anak-anak yang bermasalah dengan hukum.
Bukan hanya masalah kebersihan, Eddy juga mengaku terkesan dengan adanya kamar khusus bagi penyandang disabilitas di Lapas Anak Blitar.
Baca juga: Ratusan Warga yang Terjaring Penyisiran Door to Door Ikuti Vaksinasi di Kota Blitar
Namun, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Gadjah Mada itu menolak berkomentar giliran ditanya terkuaknya sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Lapas yang ada di Yogyakarta.
"Enggak. Saya tidak..." ujar Eddy sembari menuju ke mobilnya.
Dihuni 66 anak
Kepala LPKA Blitar Tatang Suherman mengatakan kedatangan Eddy dalam rangka kunjungan kerja untuk melakukan monitoring dan evaluasi ke sejumlah lapas.
Tatang membenarkan Eddy terkesan oleh apa yang dia saksikan di Lapas Anak Blitar dalam hal kebersihan, fasilitas, dan kamar khusus untuk penyandang disabilitas.
"Beliau tadi sampai minta difoto di kamar penghuni disabilitas," kata Tatang saat dikonfirmasi Kompas.com.
Menurut Tatang, kamar khusus penyandang disabilitas itu masih kosong sampai saat ini.
"Jadi kamar itu dilengkapi pegangan tangan, kamar mandi khusus juga dengan pegangan tangan, dan WC duduk," ujarnya.
Menurut Tatang, terdapat 66 usia 15-19 tahun atau 16,5 persen saja dari total kapasitas daya tampung sebanyak 400 penghuni.
Baca juga: Sosok Jenderal Andika Perkasa di Mata Keluarga di Blitar, Tetap Supel dan Sederhana meski Berpangkat
Menurut Tatang, kasus-kasus pidana yang mengantarkan 66 anak itu ke Lapas Anak Blitar berurutan dari yang paling banyak adalah kasus perlindungan anak, pencurian, narkoba dan pembunuhan.
Dilihat dari asal anak, ujarnya, Kota Surabaya mendominasi, disusul Kota Malang, Pulau Madura, Kota Mojokerto, dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.