Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapolsek di Wonogiri Dirikan Pesantren Gratis untuk Anak Yatim Piatu dan Duafa, Awalnya Prihatin

Kompas.com - 01/11/2021, 07:26 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

“Anak-anak yatim atau piatu dan duafa masuk di sini gratis. Pondok pesantrennya gratis dan sekolah MTS-nya juga gratis,” ungkap Surono.

Baca juga: Kisah Ipda Basilio, Tetap Tenang meski Ditendang dan Dimaki Demonstran, Kini Dapat Penghargaan

Tak hanya pendidikan agama, anak-anak yang ditampung di pesantrennya pun disekolahkan di sekolah umum yang tak jauh dari lingkungan pesantren. Khusus untuk lulusan SD, Surono menyiapkan pendidikan MTS (setingkat SMP) di lingkungan pesantrennya.

Bagi anak-anak yang masuk di pesantrennya, Surono menyiapkan kamar yang sudah dilengkapi dengan tempat tidur dan lemari. Selain itu, anak-anak pun sudah dijamin makan dan minumnya setiap hari.

Surono menyebutkan, awal berdiri, ada 54 anak yatim yang bergabung di pondok pesantrennya. Dari jumlah itu, ada yang tinggal di pondok pesantren.

Biasanya santri yang tinggal di pondok lantaran berasal dari luar daerah. Ia mencontohkan ada santri anak yatim piatu dari Cianjur, Pekalongan, hingga Jawa Timur.

“Kami saat ini sudah menyiapkan 100 tempat tidur untuk santri yang tinggal di sini. Namun, baru terisi 12 putra dan lima putri,” kata Surono.

Menurut Surono, anak-anak yang masuk di pesantrennya juga tetap diwajibkan mengikuti pendidikan formal seperti SD atau MI. Usai mengikuti pendidikan formal, anak-anak mendapatkan bekal pendidikan agama sepulang sekolah.

“Sekolah tetap mengikuti dan di pesantren kami tambahkan pendidikan agama agar mereka menjadi generasi muda yang beriman dan bertakwa. Bagi saya, anak-anak bisa menjadi potensi yang baik dan buruk maka harus diolah agar mereka menjadi potensi yang bermanfaat bagi bangsa dan agama,” tutur Surono.

Untuk pendidikan agama, Surono menyebut setiap harinya anak-anak dididik mengikuti shalat tahajud lalu shalat subuh berjemaah. Selain itu, diberikan pelajaran hafalan Al Quran dan dilatih berkomunikasi dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Tiga santri Surono, yaitu Brilian Pamungkas (12), Sailanang Rizki Lindungi (10), dan Zahra Rahmawati (9), mengaku senang dan betah tinggal di Ponpes Abdul Rahman Bin Auf. Tak hanya mendapatkan fasilitas gratis, anak-anak juga mendapatkan ustaz yang ramah dan sayang anak-anak.

“Saya betah di sini. Ustaznya baik dan ramah-ramah,” ujar Brilian.

Senada dengan Brilian, Zahra yang berasal dari Jatim mengaku senang bisa bergabung di ponpes milik AKP Surono. Pasalnya, Zahra (9) kini banyak mendapatkan teman setelah kedua orangtuanya meninggal dunia dua tahun yang lalu.

“Senang di sini banyak teman dan bisa mengaji,” tutur Zahra.

 

Dari gaji dan bantuan keluarga

Untuk membiayai operasional pesantren, Surono mengandalkan gaji dan bantuan donasi dari keluarga dan kerabatnya. Khusus keluarga dan kerabatnya, ia membuat grup WhatsApp sehingga setiap bulan dapat menyisihkan pendapatan untuk bersedekah bagi pesantren.

“Saya membuat grup WA di keluarga, jadi setiap bulan yang mampu bisa bersedekah,” kata Surono.

Surono juga membuat grup khusus bagi relasinya dengan grup barokah pesantren. Relasi yang masuk dalam grup itu biasanya mengirimkan langsung donasi uang dengan mentransfer ke rekening.

“Ada yang mengirim Rp 50.000, Rp 100.000, hingga Rp 200.000,” jelas Surono.

Berbekal penghasilan pribadi, donasi keluarga dan warga, pondok pesantren yang diasuh Surono terus berkembang.

Anak-anak yatim piatu dan duafa yang mondok di pesantrennya pun berasal dari luar Wonogiri, seperti Pekalongan dan Madura, Jawa Timur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com