Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Ekowisata Kampung Blekok Situbondo, Upaya Melestarikan Ribuan Burung Air

Kompas.com - 20/10/2021, 10:57 WIB
Bagus Supriadi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com – Ekowisata Kampung Blekok di Dusun Pesisir, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur, sudah menjadi rujukan wisatawan.

Setiap hari, wisatawan dari berbagai daerah selalu ramai mengunjungi destinasi wisata itu.

Lokasi wisata ini terletak di jalur pantai utara (Pantura), dekat dari pusat kota Situbondo, sekitar sembilan kilometer. Waktu jarak tempuh hanya sekitar 20 menit dari Situbondo.

Wisatawan hanya merogoh kocek sebesar Rp 5.500 untuk tiket masuk.

Meski masih baru, destinasi wisata ini sudah memiliki daya tarik yang kuat. Sebab, memiliki ribuan burung air di dalamnya.

Mulai dari jenis blekok sawah atau Ardeola speciosa, kuntul kecil atau Egretta garzetta, kuntul kerbau atau Bubulcus ibis, cangak abu atau Ardea cinerea, cangak merah atau Ardea purpurea, kokoan laut atau Ibutorides striatus dan jenis lainnya.

Tak heran, banyak yang datang agar bisa melihat burung blekok di tempat tersebut. Namun, berbagai burung tersebut hanya bisa dilihat pagi dan sore hari.

Baca juga: Melihat Desa Wisata Kampung Patin di Riau, Tiada Rumah Tanpa Kolam Ikan

“Kalau siang tidak ada, biasanya saat jelang matahari terbenam,” kata ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Blekok Kholid Maulana kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Minggu (17/10/2021).

Tak hanya itu, destinasi wisata ini memiliki panorama alam yang indah karena terletak di pesisir pantai.

Hutan mangrove sudah dikelola dengan baik. Bahkan, nelayan juga menyediakan perahu wisata untuk menikmati keindahan Kampung Blekok.

Ekowisata kampung blekok di Dusun Pesisir Desa Klatakan Kecamatan Kendit  Kabupaten Situbondo Kompas.com/Bagus Supriadi Ekowisata kampung blekok di Dusun Pesisir Desa Klatakan Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

Sejarah awal jadi kampung wisata

Sebelum menjadi destinasi wisata, kampung blekok merupakan kawasan pesisir pantai yang tidak dikelola dengan baik. Bedanya, tempat ini memiliki ribuan burung air yang menetap di sana. Satwa itu sempat terusik oleh para pemburu dari luar kampung.

“Awalnya ada yang berburu dari luar kampung, kami merasa prihatin,” jelas Khalid.

Tak hanya itu, tempat itu juga dihuni kawanan monyet liar. Monyet ini kerap masuuk ke perkampungan dan mengganggu warga.

Khalid yang sejak kecil sudah tinggal di sana merasa perlu menjaga kelestarian lingkungan pesisir tersebut. Akhirnya, ia mulai menggagas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) pada 2015.

Tujuan membentuk kelompok sadar wisata itu agar satwa kelestarian satwa di wilayah itu tetap terjaga.

“Kalau burung air lagi berkumpul di atas ranting, seperti bunga melati,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com