Bukit keramat dan temuan emas
Sementara Kepala Desa Sidomulyo Siswa Pranoto mengatakan, Bukit Sepundung merupakan bukit yang dikeramatkan warga karena di bukit tersebut warga sering melihat penampakan emas.
Salah satu warga bahkan sempat melihat kalung sapi sebesar dua kepal tangan orang dewasa yang terbuat dari emas tergeletak di sungai tak jauh dari bukit.
Meski demikian warga tak berani mengambil benda tersebut karena mengetahui jika lokasi temuan itu sakral.
“Dulu pernah ada warga yang menemukan emas seperti giwang setelah diambil warga tersebut meninggal. Warga akhirnya takut,” katanya.
Baca juga: DPRD Magetan Kebut Pembahasan Raperda Perlindungan Guru Non-PNS
Meski demikian, Bukit Sepundung tak luput dari orang-orang tidak bertanggung jawab yang mencoba menggali di atas bukit setinggi 10 meter tersebut.
Di atas Bukit Sepundung terlihat 2 lubang sepanjang lebih dari 2 meter persegi sisa bekas upaya penggalian untuk mencari emas.
“Dulu ada yang menggali di sana tetapi tidak menemukan emas. Mereka hanya mendapat akik dan besi seperti pusaka kecil-kecil,” imbuh Siswo Pranoto.
Menurut kisah turun temurun, Bukit Sepundung merupakan bukit yang terbentuk dari kegagalan pembuatan sebuah bendungan.
Sementara warga desa Sidomulyo lainnya Tarto (65) mengaku ingat betul jika sebelum tahun 1965, Bukit Sepundung pernah dijadikan lokasi pertemuan akbar ratusan anggota TNI.
“Saya masih ingat di bukit itu penuh tentara. Yang hadir kata orang tua dulu Jenderal Ahmad Yani,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan Joko Trihono yang juga melihat keberadaan batu-batu besar di Bukit Sepundung mengaku jika pihaknya belum bisa memastikan apakah benda itu merupakan reruntuhan bangunan cagar budaya.
Joko mengatakan, masih akan melakukan observasi terkait keberadaan batu-batu besar yang ditemukan warga.
“Kita masih berupaya melakukan upaya observasi apakah batu bata ini merupakan reruntuhan bagunan cagar budaya dari sebuah kerajaan,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.