SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperoleh penghargaan bergengsi Program Kampung Iklim (Proklim) dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan ini diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara virtual dari lobi lantai 2 Balai Kota Surabaya, Selasa (19/10/2021).
Dalam acara ini, ada 10 kampung yang memperoleh penghargaan berupa Trophy Proklim Utama dan Sertifikat Proklim Utama.
Baca juga: Armuji Bersihkan Taman Bungkul, Akankah Area Publik Dibuka Usai Surabaya Masuk PPKM Level 1?
Kampung di Surabaya yang mendapatkan penghargaan Kampung Proklim Lestari dari KLHK RI adalah RW 3 Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan.
Sedangkan yang mendapatkan trofi Proklim Utama, ada dua kampung, yakni RW 6 Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep dan RW 6 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo.
Kemudian tujuh kampung lain yang mendapat Sertifikat Proklim Utama adalah RW 1, RW 2, RW 4 dan RW 5 Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan, RW 3 Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan, RW 1 Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes, dan RW 2 Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep.
Eri mengaku bersyukur lantaran sejumlah kampung di Surabaya berhasil memperoleh penghargaan.
"Alhamdulillah, meskipun kita (Surabaya) kota besar dan banyak kendaraan, tapi di kampung-kampung kita bisa menyabet 10 kategori. Ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya iklimnya masih nyaman dan bisa dibilang sek (masih) sehat, emisi udaranya tidak jelek," kata Eri.
Baca juga: Armuji Bersihkan Taman Bungkul, Akankah Area Publik Dibuka Usai Surabaya Masuk PPKM Level 1?
Menurut dia, perolehan 10 penghargaan Proklim ini merupakan bagian dari kerja keras warga Surabaya.
Karena, di setiap kampung ada penggerak, seperti penanaman pohon, mengembangkan kebersihan seperti pengolahan sampah hingga menjaga kelestarian kampung.
Baca juga: Libur Maulid Nabi, ASN Pemkot Surabaya Dilarang Bepergian ke Luar Daerah
"Ini sebenarnya dampak dari adanya Surabaya Smart City dulu, sehingga program yang sudah ada ini akan terus dilakukan oleh teman-teman baik dari DKRTH (Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau) maupun leadernya di lingkungan hidup," kata Eri.
Melalui program Surabaya Smart City itu, ia berharap dapat membangkitkan keinginan masyarakat untuk menjaga kampung dan iklim di setiap wilayahnya.
Kepala DLH Kota Surabaya Suharto Wardoyo menyatakan, peran serta masyarakat sangat penting dalam menjaga kelestarian kampung.
Apalagi, Pemkot Surabaya tak bisa bergerak sendiri tanpa adanya dukungan dari masyarakat.
Baca juga: Libur Maulid Nabi, ASN Pemkot Surabaya Dilarang Bepergian ke Luar Daerah
"Jadi peran serta masyarakat ini penting. Sehingga Kota Surabaya menyabet 10 penghargaan terbanyak se-Indonesia," kata Anang, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan, program dari KLHK RI yang diikuti oleh kampung di Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan iklim, mengurangi emisi serta meningkatkan serapan gas rumah kaca.
Selain itu, bertujuan untuk memberikan perlakuan upaya adaptasi perubahan iklim yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal.
"Jadi yang ikut kemarin ada di kategori pratama dan kategori madya. Nah, yang Jambangan ini masuk kategori Madya, karena sebelumnya sudah ada pengolahan kompos. Sehingga itu menjadi poin utamanya," tutur Anang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.