Mbogo berujar, peringatan lisan DPP PDI-P terhadapnya dianggap membingungkan.
Pasalnya, satu sisi peran partai dan kader partai diminta untuk menampung aspirasi masyarakat, di sisi lain struktural partai dilarang deklarasi dukungan atas aspirasi tersebut.
"Sementara saya yakini struktural partai di Jawa Tengah, hampir pasti tidak akan mendukung Mas Ganjar. Secara masif pihak yang berseberangan dengan kami akan melakukan ihtiar politik supaya Mbak Puan (Puan Maharani) dideklarasikan oleh kelompok-kelompok non struktural. Bahkan oleh kelompok masyarakat lain sekalipun kelompok itu ahistoris terhadap PDI-P," sambung Mbogo.
Baca juga: FX Rudy Tanggapi Sindiran Bambang Pacul soal Kader Celeng: Kok Tak Pakai Logika
Mbogo kembali menegaskan akan tetap menyuarakan aspirasi masyarakat dan memperjuangkan Ganjar Pranowo maju pada kontestasi Pemilu 2024.
"Terkait dengan peringatan lisan di atas, saya akan tetap menyuarakan aspirasi masyarakat, bahkan akan semakin menstrukturisasi gerakan dukungan kepada Mas Ganjar untuk dapat menjadi Capres 2024. Semakin kami ditekan, kami akan semakin melawan," tegas Mbogo.
Menurut Mbogo, semua kader sah-sah saja memiliki pilihan karena merupakan ihtiar politik. Instruksi partai jelas, larangan hanya untuk pejabat struktural partai, bukan seluruh kader.
"Terhadap pandangan di luar PDI-P yang mengatakan bahwa ini adalah ikhtiar politik PDI-P untuk menaikkan elektabitas partai, saya ga mau komen. Orang punya pandangan apa pun ya boleh-boleh saja," ucap Mbogo.
Baca juga: Sebutan Kader PDI-P Celeng Ternyata Terinspirasi Pidato Bung Karno
Sebagai informasi, Albertus Sumbogo didapuk menjadi Ketua DPC SGI dan menyatakan siap dipecat dari PDI-P.
Deklarasi SGI tersebut berbuntut perseteruan 'banteng vs celeng' di tubuh DPD PDI-P Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.